IDEALISME
DAN PENDIDIKAN
Idealisme
adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan
dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi
dalam ide. Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau
ide tertinggi. Secara kelembagaan institusional, maka pendidikan akan
didominasi oleh fakultas atau jurusan filsafat dan pemikiran pendidikan. Di
ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-konsep dan pengertian-
pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu. Tetapi, menurut psikologi
perkembangan peserta didik terdapat tahap-tahap perkembangan pemikiran siswa.
A. Latar Belakang (Sejarah) Aliran Idealisme
Secara historis, idealisme diformulasikan
dengan jelas pada abad IV sebelum masehi oleh Plato (427-347 SM). Semasa Plato
hidup kota Athena adalah kota yang berada dalam kondisi transisi (peralihan).
Peperangan bangsa Persia telah mendorong Athena memasuki era baru. Seiring
dengan adanya peperangan-peperangan tersebut, perdagangan dan perniagaan tumbuh
subur dan orang-orang asing tinggal diberbagai penginapan Athena dalam jumlah
besar untuk meraih keuntungan mendapatkan kekayaan yang melimpah. Dengan adanya
hal itu, muncul berbagai gagasan-gagasan baru ke dalam lini budaya bangsa Athena.
Gagasan-gagasan baru tersebut dapat mengarahkan warga Athena untuk mengkritisi
pengetahuan & nilai-nilai tradisional. Saat itu pula muncul kelompok baru
dari kalangan pengajar (para Shopis ajarannya memfokuskan pada individualisme,
karena mereka berupaya menyiapkan warga untuk menghadapi peluang baru
terbentuknya masyarakat niaga. Penekanannya terletak pada individualisme, hal
itu disebabkan karena adanya pergeseran dari budaya komunal masa lalu menuju
relativisme dalam bidang kepercayaan dan nilai.
Aliran filsafat Plato dapat dilihat
sebagai suatu reaksi terhadap kondisi perubahan terus-menerus yang telah
meruntuhkan budaya Athena lama. Ia merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang
sempurna dan abadi (eternal) . Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi
keseharian senantiasa mengalami perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak
bisa ditemukan dalam dunia materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato
percaya bahwa disana terdapat kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh
semua orang. Contohnya dapat ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah
selalu benar (merupakan kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan
bahkan di waktu yang akan datang pasti akan tetap benar.
Idealisme dengan penekanannya pada
kebenaran yang tidak berubah, berpengaruh pada pemikiran kefilsafatan. Selain
itu, idealisme ditumbuh kembangkan dalam dunia pemikiran modern. Tokoh-
tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650), George Berkeley (1685-1753),
Immanuel Kant (1724-1804) dan George W. F. Hegel (1770-1831). Seorang idealis
dalam pemikiran pendidikan yang paling berpengaruh di Amerika adalah William T.
Harris (1835-1909) yang menggagas Journal of Speculative Philosophy. Ada dua
penganut idealis abad XX yang telah berjuang menerapkan idealisme dalam bidang
pendidikan modern, antara lain: J. Donald Butler dan Herman H. Horne. Sepanjang
sejarah, idealisme juga terkait dengan agama, karena keduanya sama-sama
memfokuskan pada aspek spiritual dan keduniawian lain dari realitas.
B. Esensi Aliran Idealisme
Idealisme termasuk aliran filsafat pada
abad modern. Idealisme berasal dari bahasa Inggris yaitu Idealism dan kadang
juga dipakai istilahnya mentalism atau imaterialisme . Istilah ini pertama kali
digunakan secara filosofis oleh Leibnez pada mula awal abad ke-18. Leibnez
memakai dan menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, secara bertolak
belakang dengan materialisme Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk
hakekat realitas. Idealisme diambil dari kata ide yakni sesuatu yang hadir
dalam jiwa. Idealisme dapat diartikan sebagai suatu paham atau aliran yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan jiwa dan roh. Menurut paham ini, objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas
dari spirit. Ada pendapat lain yang mengatakan, idealisme berasal dari bahasa
latin idea, yaitu gagasan, ide. Sesuai asal katanya menekankan gagasan, ide,
isi pikiran, dan buah mental. Terdapat aliran filsafat yang beranggapan, yang
ada yang sesungguhnya adalah yang ada dalam budi, yang hadir dalam mental. Karena
hanya yang berbeda secara demikian yang sempurna, utuh, tetap, tidak berubah
dan jelas. Itu semua adalah idealisme.
Idealisme
mempunyai pendirian bahwa kenyataan itu terdiri dari atau tersusun atas
substansi sebagaimana gagasan-gagasan atau ide-ide. Alam fisik ini tergantung
dari jiwa universal atau Tuhan, yang berarti pula bahwa alam adalah ekspresi
dari jiwa tersebut.
Inti dari
Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran,
akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek
& daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal
dasar atau lebih dulu ada bagi materi, & bahkan menganggap bahwa akal pikir
adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh
akal-pikir atau jiwa (mind).
C. Konsep filsafat menurut aliran idealisme adalah :
1. Metafisika-idealisme: secara absolut kenyataan yang sebenarnya
adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan
secara kritis yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi
kenyataan rohaniah yang lebih berperan.
2. Humanologi-idealisme: jiwa dikaruniai kemampuan berpikir yang dapat
menyebabkan adanya kemampuan memilih.
3. Epistimologi-idealisme: pengetahuan yang benar diperoleh melalui
intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir. Kebenaran hanya mungkin dapat
dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang.
4. Aksiologi-idealisme: kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban
moral yang diturunkan dari pendapat tentang kenyataan atau metafisika.
Demikian
kemanusiaan merupakan bagian dari ide mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang berpikir
sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan
tesis yang dengan sendirinya menimbulkan gerak yang bertentangan, anti tesis.
Adanya tesis dan anti tesisnya itu menimbulkan sintesis dan ini merupakan tesis baru yang dengan sendirinya menimbulkan anti tesisnya dan munculnya sintesis baru pula.
Adanya tesis dan anti tesisnya itu menimbulkan sintesis dan ini merupakan tesis baru yang dengan sendirinya menimbulkan anti tesisnya dan munculnya sintesis baru pula.
Demikian
proses roh atau ide yang disebut Hegel dialektika. Proses itulah yang menjadi
keterangan untuk segala kejadian. Proses itu berlaku menurut hukum akal. Jadi
semua yang
riil bersifat
rasional dan semua yang rasional bersifat riil. Maksudnya luasnya rasio sama dengan luasnya realitas, sedangkan
realitas menurut Hegel adalah proses pemikiran (ide).
D. Prinsip-prisip Idealisme :
Menurut
idealisme bahwa realitas tersusun atas substansi
sebagaimana gagasan-gagasan atau ide (spirit). Menurut penganut idealisme,
dunia beserta bagian-bagianya harus dipandang sebagai suatu sistem yang
masing-masing unsurnya saling berhubungan. Dunia adalah suatu totalitas, suatu
kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. Realitas atau kenyataan yang tampak
di alam ini bukanlah kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran atau dari
ide-ide yang ada dalam jiwa manusia. Idealisme berpendapat bahwa manusia
menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi
kehidupan manusia. Roh pada dasarnya dianggap sebagai suatu hakikat yang
sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau
sukma. Demikian pula terhadap alam adalah ekspresi dari jiwa.
Idealisme
berorientasi kepada ide-ide yang theo sentries (berpusat kepada Tuhan), kepada
jiwa, spiritualitas, hal-hal yang ideal (serba cita) dan kepada norma-norma
yang mengandung kebenaran mutlak. Oleh karena nilai-nilai idealisme bercorak
spiritual, maka kebanyaakan kaum idealisme mempercayai adanya Tuhan sebagai ide
tertinggi atau Prima Causa dari kejadian alam semesta ini.
E. Idealisme Dalam Pendidikan
Aliran
idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan. William T. Harris
adalah salah satu tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di
Amerika Serikat. Idealisme terpusat tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah
satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme.
Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan
manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.
Pendidikan
idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis,
dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih
baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis
dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus,
yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
a.
Guru dalam sistem pengajaran menurut aliran idealisme berfungsi sebagai:
1. Guru adalah personifikasi dari kenyataan anak
didik. Artinya, guru merupakan wahana atau fasilitator yang akan mengantarkan
anak didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktifitas
pembelajaran.
2. Guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan
dari siswa. Artinya, seorang guru itu harus mempunyai pengetahuan yang lebih
dari pada anak didik.
3. Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara
baik. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi pedagogik yaitu kemampuan
untuk mengembangkan suatu model pembelajaran, baik dari segi materi dan yang lainnya.
4. Guru haruslah menjadi pribadi yang baik,
sehingga disegani oleh murid. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi
kepribadian yaitu karakter dan kewibawaan yang berbeda dengan guru yang lain.
5. Guru
menjadi teman dari para muridnya. Artinya, seorang guru harus mempunyai potensi
sosial yaitu kemampuan dalam hal berinteraksi dengan anak didik.
b. Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang
beraliran idealisme harus lebih memfokuskan
pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook . Agar pengetahuan dan pengalamannya aktual.
c.
Sedangkan implikasi Aliran Idealisme dalam Pendidikan yaitu :
Tujuan, untuk membentuk karakter,
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial. Kurikulum,
pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk
memperoleh pekerjaan.
Metode, diutamakan metode dialektika
(saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain yang
efektif dapat dimanfaatkan. Peserta didik bebas untuk mengembangkan
kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya. Pendidik bertanggungjawab dalam
menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
d.
Implementasi Idealisme dalam Pendidikan:
Pendidikan
bukan hanya mengembangkan dan menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan
yaitu dimana nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak terbatas.
Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, perasaan. Baik untuk
memahami realita, nilai-nilai, kebenaran, maupun sebagai warisan sosial.
Tujuan
pendidikan adalah menjaga keunggulan kultural, sosial dan spiritual.
Memperkenalkan suatu spirit intelektual guna membangun masyarakat yang ideal.
Pendidikan idealisme berusaha agar seseorang dapat mencapai nilai-nilai dan
ide-ide yang diperlukan oleh semua manusia secara bersama-sama.Tujuan
pendidikan idealisme adalah ketepatan mutlak. Untuk itu, kurikulum seyogyanya
bersifat tetap dan tidak menerima perkembangan.
Peranan
pendidik menurut aliran ini adalah memenuhi akal peserta didik dengan
hakekat-hakekat dan pengetahuan yang tepat.
Daftar
Pustaka
Barnadib, Imam. (1988). Filsafat Pendidikan
. Yogyakarta: IKIP.
Ihsan , A. Fuad. (2010). Filsafat
Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Knight, George R. (2007).
Filsafat Pendidikan . Yogyakarta: Gama Media.
Laili. (2012). Idealisme ( http://laili-masruroh.blogspot.com/2012/12/filsafat-
pendidikan-aliran-idealisme.S
Tafsir, Ahmad. (2000). Filsafat
Umum . Bandung: Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar