Kamis, 25 Februari 2016

Kegiatan Remedial dan Pengayaan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ketika guru berada di depan kelas, satu kenyataan terpampang di depan mata bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut tidak hanya tampak pada penampilan fisik dan tingkah laku, tetapi juga pada kemampuan dalam menangkap dan melakukan kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang cepat menguasai materi pelajaran tetapi ada pula siswa yang terlambat dalam belajarnya.
Hal ini terlihat jelas pada saat guru mengolah hasil evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini yakni suatu proses penilaian dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran  merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki oleh setiap guru. Sehingga dari hasil evaluasi, guru mengetahui adanya siswa yang telah mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan atau kompetensi yang ditetapkan dan ada siswa yang belum mencapai kompetensi atau tujuan tersebut.
Oleh karena itu,  kita mengaharapkan semua siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan, guru  hendaknya memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan belajar yang diharapkan. Bantuan yang dapat diberikan guru untuk yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan dikenal dengan istilah kegiatan remedial. Seperti yang termaktub dalam (Depdiknas, 2003: 6).  Pembelajaran remedial merupakan salah satu metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa terutama bagi siswa yang belum berhasil dalam hal pencapaian kompetensi.”
Kegiatan Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Dalam pelaksanaannya, kita lakukan pada peserta didik demi kelangsungan dan kebermaknaan pembelajaran. Secara teoritis, remedial memiliki enam fungsi :
Korektif, Pehaman, Penyesuaian, Pengayaan, Akselerasi dan Teraupik.
Selanjutnya dari hasil evaluasi, di samping guru menemukan siswa yang belum menguasai kompetensi yang ditetapkan, guru juga menemukan siswa yang telah mencapai kompetensi yang dirumuskan. Apabila guru terlalu memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan, siswa yanng lebih cepat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan akan terabaikan sehingga mereka akan terhambat pencapaian prestasi belajar yang optimal. Atau mungkin mereka mengganggu siswa lain. Oleh karen itu, guru perlu merancang kegiatan bagi siswa yang termasuk kelompok cepat agar mereka mencapai perkembangan yang optimal. Kegiatan semacam ini disebut kegiatan pengayaan.
Kegiatan Pengayaan  adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimililkinya. Ini diberikan guru untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Dengan demikian, untuk lebih lanjutnya akan dibahas secara detail mengenai apa, mengapa, dan bagaiman melaksanakan kegiatan remedial dan tindakan yang dilakukan dalam membantu siswa  yang cepat untuk berkembang sesuai potensi yang dimilikinya melalui proses pengayaan yang baik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hakikat, tujuan, dan fungsi kegiatan remedial dalam pembelajaran?
2.      Apa saja pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan remedial?
3.      Apa saja jenis-jenis kegiatan remedial?
4.      Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial?
5.      Apa saja hal-hal yang perlu diterapkan dalam memilih bentuk kegiatan dan metode remedial?
6.      Bagaimana prosedur kegiatan remedial?
7.      Apa pengertian dari kegiatan pengayaan?
8.      Apa saja jenis-jenis kegiatan remedial?
9.      Apa saja faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengayaan?

C.    Tujuan
1.      Dapat  menjelaskan hakikat, tujuan, dan fungsi kegiatan remedial dalam pembelajaran.
2.      Dapat menjelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan remedial.
3.      Dapat mengetahui jenis-jenis kegiatan remedial.
4.      Dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.
5.      Dapat memilih bentuk kegiatan dan metode remedial yang tepat.
6.      Dapat mengetahui bagaimana prosedur kegiatan remedial yang benar.
7.      Dapat menjelaskan maksud kegiatan pengayaan.
8.      Dapat mengetahui jenis-jenis kegiatan remedial.
9.      Dapat mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengayaan.

D.    Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat berkontribusi bagi guru, dalam Kegiatan Remedial dan Pengayaan Pembelajaran, terutama di Sekolah Dasar. Semoga dari hasil pembuatan makalah ini dapat menambah khasanah pustaka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tempat penulis menimba ilmu di bangku perkuliahan. Selain itu juga dapat menjadi salah satu acuan kepada pihak-pihak yang mungkin ke depan akan melakukan kajian dalam bidang yang sama atau berkaitan dengan apa yang penulis lakukan saat ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Kegiatan Remedial
1.      Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991), Remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her diberikan, guru melaksankan kegiatan pembelajaran yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Tetapi, apabila guru langsung memberikan ujian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk kegiatan remedial.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

2.      Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Berdasarkan pengertian bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.
1)      Fungsi Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran, dan evaluasi. Dalam kegiatan remedial guru merumuskan kembali tujuan pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa; mengorganisasikan kembali materi pelajaran sesuai taraf kemampuan siswa; memilih dan menerapkan berbagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang disajikan; dan sebagainya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Atau apabila siswa tidak menguasai materi karena penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus menggunakan berbagai metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas. Selain itu, penjelasan guru juga disertai dengan contoh atau ilustrasi yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Disamping itu juga, melalui kegiatan remedial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan cara belajarnya, sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Apabila siswa menyadari bahwa ketidak pahamannya terhadap mateeri yang disajikan guru disebabkan oleh ketidakseriusan dalam memperhatikan penjelasan guru atau tidak mengerjakan tugas denga sungguh-sungguh maka siswa harus mengubah sikap tersebut. Siswa dituntut untuk selalu memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar yang dilakukannya atau mengerjakan latihan dan tugas dengan sugguh-sungguh.
2)      Fungsi Pemahaman      
Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Dalam hal ini membahas  memahami kelebihan dan kekurangan guru dan siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelebihan dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya. Apakah mereka memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat menjadi lebih baik.


3)      Fungsi Penyesuaian      
Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa. Kegiatan remedial memiliki fungsi penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Karena semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa,  proses pembelajaran tidak akan menjadi beban bagi siswa melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan giat.
4)      Fungsi Pengayaan         
Menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi. Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami. Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya, membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat meminta siswa untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan alat peraga yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses pembelajaran.
5)      Fungsi Akselerasi           
Mempercepat penguasaan materi. Kegiatan remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya yang telah menguasai materi pelajaran.
6)      Fungsi Terapeutik          
Membantu mengatasi masalah sosial-pribadi. Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.
Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan kemampuan siswa secara optimal.

3.      Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Komponen-komponen yang harus direncanakan dan dilaksanakan guru dalam kegiatan remedial samadengan komponen-komponen dalam pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk pembelajran tersebut berbeda.
Tabel 9.1 Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Komponen Pembelajaran
Pembelajaran Biasa
Kegiatan Remedial
TUJUAN
Berlaku bagi semua siswa (klasikal)
Bersifat individu
MATERI
Sama untuk semua siswa
Sesuai dengan kesulitan siswa
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.      Diikuti semua siswa
2.      Metode dan  media  bersifat klasikal
1.      Diikuti oleh siswa yang bermasalah
2.       Metode dan media bersifat individual atau kelompok.
EVALUASI
Sama untuk semua siswa
Bersifat individual atau kelompok.


B


B


Berikut ini penjabaran dari komponen-komponen tersebut adalah:
1)      Tujuan Pembelajaran
      Rumusan tujuan bersifat individual. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B, tergantung pada kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai. Sebagai contoh, apabila dalam pembelajaran biasa dalam mata perlajaran IPA/Sains Amir tidak dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan akibat pencemaran, dan Budi tidak dapat menjelaskan rantai makanan maka tujuan yang harus dirumuskan guru dalam membantu Amir dan Budi akan berbeda. Bagi Amir, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru adalah “Siswa dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan akibat pencemaran air”. Sementara itu bagi Budi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru adalah “Siswa dapat menjelaskan rantai makanan”. 
2)      Materi Pembelajaran
       Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapinya. Kita kembali pada contoh kesulitan yang dihadapi Budi dan Amir. Untuk kegiatan remedial bagi Amir, guru harus mempersiapkan materi tentang berbagai kemungkinan perubahan lingkungan akibat terjadi nya pencemaran air karena amir belum menguasai kemampuan menjelaskan kemungkinan perubahan lingkungan akibat pencemaran air. Sementara bagi budi, guru harus mempersiapkan materi tantang pengertian dan contoh-contoh rantai makanan karena budi belum memahami konsep rantai makanan
3)      Kegiatan Pembelajaran
        Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa semua sama. Metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial,pembelajaran hanya diikuti oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini dapat dilaksanakan secara individual atau secara kelompok apabila beberapa orang siswa memiliki kesulitan yang sama. Oleh karena itu, metode mengajar dan alat bantu kegiatan remedial bersifat individual atau kelompok tergantung pada kesulitan dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.
Apabila seorang siswa belum memahami suatu rumus maka guru dapat menjelaskan kembali rumus tersebut atau dapat meminta siswa lain yang sudah paham untuk memberi kan penjelasan tentang rumus tersebut sehingga di pahami oleh siswa yang mengalami kesulitan dalam memahmi rumus tersebut. Sementara itu, bagi siswa lain yang belum mampu menerapkan suatu rumus maka guru hendak nya memberikan banyak latihan penerapan rumus tersebut. Begitu juga dengan alat bantu pelajaran. Dalam kegiatan remedial guru hendak nya menggunkan alat peraga yang sesuai dengan karakteristik  siswa sehingga akan membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Misalnya, dalam mempelajati sifat-sifat lensa cembung, guru sebaik nya mendemonstrasikan nya dengan menggunakan cahaya linlin yang di pantulkan pada lensa cembung sehingga bayangan nya terlihat di layar.
4)      Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.

Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa perbedaan antara kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa adalah terletak pada pendekatan yang digunakan. Pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

B.     Pendekatan dalam Kegiatan Remedial
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan. Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1.      Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A mempunyai kelemahan dalam mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru memberi kesempatan untuk berlatih lebih banyak bagi siswa tersebut atau siswa B memiliki daya tangkap  yang kurang terhadap penyampaian informasi yang bersifat abstrak sehingga guru harus selalu menggunakan alat peraga visua, seperti gambar, diagram, atau peta, ketika menjelaskan suatu konsep. Bagi yang belum banyak pengalaman, Anda tidak perlu khawatir. Anda dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Jenis alat evaluasi tersebut adalah pretest.
Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan yang tidak akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang diberikan kepada siswa yang tidak mampu menguasai kompetensi dengan waktu yang disediakan disebut remedial bersifat preventif.

2.      Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan.
Biasanya setelah membahas satu  atau beberapa pokok bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif. Dari hasil evaluasi formatif tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, dan adapula siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan yang diterapkan. Bantuan yang diberikan guru kepada siswa yang belum menguasi kompetensi yang telah ditetapkan merupakan kegiatan remedial yang bersifat kuratif karena guru ingin membantu siswa  menguasai kompetensi yang ditetapkan yang belum dicapai.

3.      Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Misalnya, seorang siswa mengalami kesulitan dalam menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus ketika mempelajari materi tentang “Bias Pada Dua Bidang” untuk siswa tersebut guru dapat memberikan bantuan secara individual, pada saat guru memberikan tugas atau latihan mengerjakan soal-soal hitungan bagi siswa lainnya. Sementara itu, pada kegiatam remedial yang bersfat kuratif,  banatuan akan diberikan guru pada siswa yang belum mampu menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus dari soal-soal yang diberikan guru pada waktu evaluasi. Bantuan pada kegiatan remedial  yang bersifat kuratif diberikan setalah guru melaksanakan evaluasi.

C.    Jenis-Jenis Kegiatan Remedial
Berikut ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1)      Mengajarkan Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa. Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang memahami konsep, guru sebaiknya memberikan lebih banyak  contoh. Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus tertentu atau memberikan banyak latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep yang sedang dibahas.
2)      Menggunakan Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Apalagi jika pada waktu menjelaskan materi pada pembelajaran pertama kali guru tidak menggunakan alat peraga. Konsep yang sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media.
3)      Kegiatan Kelompok        
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa lainnya. Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan akan sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang menguasai materi yang sedang dibahas.
4)      Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya. Misalnya, siswa kelas 6 diminta untuk membantu siswa kelas 3 dan kelas 4.
5)      Sumber Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru meminta siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya.

D.    Prinsip Pelaksanaan Remedial
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1.      Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2.      Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3.      Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor penyebab kesulitan tersebut.
4.      Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.

E.     Prinsip Pemilihan Kegiatan
Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2.      Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap siswa.
3.      Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4.      Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki motivasi untuk belajar.










F.     Prosedur Kegiatan Remedial

Diagnostik
kesulitan
belajar
mengajar
Rekomendasi
Referal
1
.
Penelaahan
kembali kasus
3
.
Layanan
penyuluhan /
psikoterapi
4.
Pelaksanaan
layanan
pengajaran
2.
Pilihan
alternatif
tindakan                                
pengajaran
remedial
5
.
Post-test/
pengukuran
kembali hasil
belajar
mengajar
6.
Tugas
tambahan/
aditional
assigment
Hasil yang
diharapkan
7
.
Re-evaluasi
Re-diagnostik                    












Langkah-langkah kegiatan remedial :
a.       Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.
b.      Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
c.       Menyusun rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya kita menyusun rencana pembelajaran sebagai berikut :
a.       Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b.      Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c.       Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan   faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.
d.      Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e.       Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
d.      Melaksanakan Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.

e.       Menilai Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. Guru harus menganalisis setiap komponen-komponen, dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
Kompetensi atau Tujuan    : Apakah kompetensi yang dirumuskan terlalu tinggi
                                             atau terlalu rendah bagi siswa
Materi                                : Apakah materi terlalu sulit bagi siswa?
Kegiatan                            : Apakah Kegiatan remedial yang diterapkan sesuai   
                                           dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
Waktu                                : Apakah waktu yang disediakan cukup atau kurang?
Penilaian                            : Apakah alat peneilaian yang digunakan sesuai
                                           dengan kompetensi yang telah ditetapkan?
Itulah langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.
Berikut ini Format Kegiatan Remedial :
Format Lembar Program Perbaikan
Mata Pelajaran                 :……………………………...
Kompetensi Dasar            :……………………………...
Materi                               :……………………………...
Kelas                                :………………………...........
Tahun Pelajaran                :……………………………...
Tanggal ulangan  Harian  :……………………………...
Perbaikan                         :……………………………...
No
Nama Siswa
Nilai
Sebelum
Perbaikan
Tanggal
Perbaikan
Nilai Sesudah Perbaikan
Bentuk Perubahan
Ket
1






2












G.    Kegiatan Pengayaan
1.      Hakikat Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan dengan kegiatan pendalam materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan pembahasan materi pelajaran baru.dengan demikian, kegiatan pengayaan akan berakhir apabila semua siswa, termasuk siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dengan baik.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.dengan kegiatan pengayaan ini siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu siswa lain yang belum menyelesaikan tugas belajarnya.

2.      Jenis Kegiatan Pengayaan
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Yang penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
a.    Tutor Sebaya
Kegiatan tutor sebaya selain digunakan untuk kegiatan remedial juga sangat efektif  untuk kegiatan pengayaan.  Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka harus menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan sebagai  temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang. Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di samping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
b.    Mengembangkan Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya. Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban. Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan.
c.       Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hasil karya seperti ini, dapat bermanfaat bagi siswa lain, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Kegitan ini menuntut kemampuan kognitif tinggi dari para siswa.

d.      Melakukan Proyek
Salah satu kegiatan pengayaan yanag apling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat adalah mendapat kesemptan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau mempersiapkan suatau laporan khusus. Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan proyek. Disamping itu keterlibatan siswa dalam melakukan suatu proyek merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki atau untuk menambah wawasan baru bagi mereka.
e.       Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permaian yang diberikan.

Itulah beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan guru baik didalam kelas maupun diluar jam sekolah, dalam membantu siswa menegmbangkan wawsan sehingga potensinya berekembang optimal. Kegiatan apapun yang di pilih guru, hendaknya kegiatan tersebut sesuai denagn karakteristik kegiatan pengayaan. Guskey (1989) mengemukaakan dua karakteristik kegiatan pengayaan . pertama, Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang menyenangkan dana memberikan kepuasan atas penguasaannya. Apabila kegiatan pengayaan hanya berupa pengulanagn terhadap kegiatan belajar sebelumnya, siswa tidak akan tergolong untuk bekerja sebaik mungkin. Sementara itu bila kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang menyenagkan dan memberikan kepuasan kepada siswa, mereka akan termotivasi untuk bekerja dengan baik.kedua, kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegatan yang menantang bagi siswa. Tugas yang dikerjakan siswa hendaknya tugas yang menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan mensintesis,mengevaluasi, serta mengkresi. Meskipun tugas yang demikian sulit bagi sisw, tugas semacam ini akan merupakan sesuatu yang mendorong dan menantang siswa untuk mrengerjkannya. Keberhasilan mereka dalam mengerjakan nya. Keberhasiln mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit akan memberikan kepuasan tersendiri.

3.      Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
a.      Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986) :
1)      Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam kelas.
2)      Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya dilakukan di belakang meja.
3)      Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
4)      Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.

b.      Faktor Manfaat Edukatif
Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.jangan sampai kegiatan pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi siswa sehingga pproses perkembangannya terganggu.
c.       Faktor Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.kegiatan seperti ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik bagi siswa maupun bagi seorang guru.

Itulah tiga faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan yang dilakasanakan dapat benar benar bermanfaat bagi siswa sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.
Berikut ini Format lembar program Pengayaan
Mata pelajaran                  :…………………………….                                                   Nomor indicator                 :……………………………..                           Materi                             :……………………………              
Kelas                                :……………………………                                            Tahun pelajaran           :………………………………                                             Tanggal/ ulangan harian           :……………………………..
Pengayaan                        :……………………………...



No
Nama Siswa
Nilai
Tanggal
Pengayaan
Bentuk pengayaan
Keterangan

1






2












       



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai materi pelajaran.
2.      Secara umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
3.      Dalam kaitannya dengan proses pembelajran, fungsi kegiatan remedial adalah:
a.       Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mrngajar guru fungsi korektif (Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar).
b.      Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap kelbihan dan kekurangan dirinya yaitu fungsi pemhaman (memahami kelebihan dan kekurangan guru dan siswa).
c.       Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa yaitu fungsi penyesuaian (Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa).
d.      Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran atau fungsi akselerasi (Menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi).
e.       Memebantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek sosial-pribadi atau fungsi terapeutik (Mempercepat penguasaan materi).


4.   Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok siswa. Sementara itiu, pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan.
5.   Pendekatan dalam kegiatan remedial
a.       Pendekatan Yang Bersifat Preventif, dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
b.      Pendekatan yang Bersifat Kuratif, ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa.
c.       Pendekatan yang Bersifat Pengembangan, apabila kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa.
6.      Jenis kegiatan remedial
a.       Mengajarkan Kembali
b.      Menggunakan Alat Peraga
c.       Kegiatan Kelompok   
d.      Tutorial
e.       Sumber Belajar Yang Relevan
7.      Langkah-langkah kegiatan remedial :
a.       Analisis Hasil Diagnosa
b.      Menemukan Penyebab Kesulitan
c.       Menyusun rencana Kegiatan Remedial
d.      Melaksanakan Kegiatan Remedial
e.       Menilai Kegiatan Remedial
8.      Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
9.       Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan.
10.  Jenis Kegiatan Pengayaan
a.       Tutor Sebaya
b.      Mengembangkan Latihan
c.       Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
d.      Melakukan Proyek
e.       Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
11.  Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan
a.  Faktor Siswa
b. Faktor Manfaat Edukatif
c.  Faktor Waktu

B.     Saran  
Semoga dengan adanya makalah ini dapat dijadikan referensi bagi seorang guru yang professional dalam memahami kemampuan peserta didiknya agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Salah satunya untuk siswa yang memiliki kemampuan yang kurang, dapat mengaplikasikannya melalui pengajaran remedial dan pengayaan yang menarik.





DAFTAR PUSTAKA
W. Sri Anitah, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas           Terbuka.
Majid Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S.1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif.
    Jakarta: Rajawali
Suke, Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta : Grasindo
Warkitri, dkk. 1991. Program Layanan Bimbingan Belajar dalam Buku Materi Pokok    Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika
Agus Soleh, I Made Candiasa, Ni Ketut Widiartini e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha  Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014) 
Pengaruh Pembelajaran Remedial Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar  dengan Kovariabel Tingkat Kecemasan 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP Kelas V - Tema 1 Sub.Tema 1 Pemb.1

                               RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 REVISI 2018    TEMA 1 ....