BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika guru berada di depan kelas, satu kenyataan
terpampang di depan mata bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu sama lain.
Perbedaan tersebut tidak hanya tampak pada penampilan fisik dan tingkah laku,
tetapi juga pada kemampuan dalam menangkap dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Ada siswa yang cepat menguasai materi pelajaran tetapi ada pula siswa yang
terlambat dalam belajarnya.
Hal ini terlihat jelas pada saat guru mengolah hasil
evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini yakni suatu proses penilaian dari hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki oleh setiap guru. Sehingga
dari hasil evaluasi, guru mengetahui adanya siswa yang telah mencapai tujuan
pembelajaran yang dirumuskan atau kompetensi yang ditetapkan dan ada siswa yang
belum mencapai kompetensi atau tujuan tersebut.
Oleh
karena itu, kita mengaharapkan semua
siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan, guru
hendaknya memberikan bantuan kepada siswa yang belum mencapai tingkat
penguasaan belajar yang diharapkan. Bantuan yang dapat diberikan guru untuk
yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan dikenal dengan istilah kegiatan
remedial. Seperti yang termaktub dalam (Depdiknas, 2003: 6). “Pembelajaran remedial merupakan
salah satu metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
terutama bagi siswa yang belum berhasil dalam hal pencapaian kompetensi.”
Kegiatan Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu.
Dalam pelaksanaannya, kita lakukan pada peserta didik demi kelangsungan dan
kebermaknaan pembelajaran. Secara teoritis, remedial memiliki enam fungsi :
Korektif,
Pehaman, Penyesuaian, Pengayaan, Akselerasi dan Teraupik.
Selanjutnya dari hasil evaluasi, di samping guru
menemukan siswa yang belum menguasai kompetensi yang ditetapkan, guru juga
menemukan siswa yang telah mencapai kompetensi yang dirumuskan. Apabila guru
terlalu memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan, siswa yanng lebih cepat
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan akan terabaikan sehingga mereka akan
terhambat pencapaian prestasi belajar yang optimal. Atau mungkin mereka
mengganggu siswa lain. Oleh karen itu, guru perlu merancang kegiatan bagi siswa
yang termasuk kelompok cepat agar mereka mencapai perkembangan yang optimal.
Kegiatan semacam ini disebut kegiatan pengayaan.
Kegiatan Pengayaan
adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu
yang dimililkinya. Ini diberikan guru untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Dengan demikian, untuk lebih lanjutnya akan dibahas
secara detail mengenai apa, mengapa, dan bagaiman melaksanakan kegiatan
remedial dan tindakan yang dilakukan dalam membantu siswa yang cepat untuk berkembang sesuai potensi
yang dimilikinya melalui proses pengayaan yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
hakikat, tujuan, dan fungsi kegiatan remedial dalam pembelajaran?
2. Apa
saja pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan remedial?
3. Apa
saja jenis-jenis kegiatan remedial?
4. Apa
saja hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan remedial?
5. Apa
saja hal-hal yang perlu diterapkan dalam memilih bentuk kegiatan dan metode
remedial?
6. Bagaimana
prosedur kegiatan remedial?
7. Apa
pengertian dari kegiatan pengayaan?
8. Apa
saja jenis-jenis kegiatan remedial?
9. Apa
saja faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengayaan?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan hakikat, tujuan, dan fungsi
kegiatan remedial dalam pembelajaran.
2. Dapat
menjelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan remedial.
3. Dapat
mengetahui jenis-jenis kegiatan remedial.
4. Dapat
mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan
remedial.
5. Dapat
memilih bentuk kegiatan dan metode remedial yang tepat.
6. Dapat
mengetahui bagaimana prosedur kegiatan remedial yang benar.
7. Dapat
menjelaskan maksud kegiatan pengayaan.
8. Dapat
mengetahui jenis-jenis kegiatan remedial.
9. Dapat
mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengayaan.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat
berkontribusi bagi guru, dalam Kegiatan Remedial dan Pengayaan Pembelajaran,
terutama di Sekolah Dasar. Semoga dari hasil pembuatan makalah ini dapat
menambah khasanah pustaka di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa tempat penulis menimba ilmu di bangku perkuliahan.
Selain itu juga dapat menjadi salah satu acuan kepada pihak-pihak yang mungkin
ke depan akan melakukan kajian dalam bidang yang sama atau berkaitan dengan apa
yang penulis lakukan saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi
Kegiatan Remedial
1.
Hakikat
Kegiatan Remedial
Dalam
Random House Webster’s College Dictionary (1991), Remedial diartikan
sebagai intended to improve poor
skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang tertentu.
Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
yang kurang berhasil. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan
pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila kegiatan pembelajaran
tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi pelajaran atau dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Her
(ujian ulang) dapat dianggap sebagai remedial, apabila sebelum her diberikan,
guru melaksankan kegiatan pembelajaran yang membantu siswa memahami materi
pelajaran yang belum dikuasainya sehingga siswa menguasai kompetensi yang
diharapkan. Tetapi, apabila guru langsung memberikan ujian ulang tanpa
melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang
dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut tidaklah termasuk kegiatan remedial.
Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menguasai materi pelajaran.
2.
Tujuan
dan Fungsi Kegiatan Remedial
Berdasarkan
pengertian bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai
materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru melaksanakan kegiatan
remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Secara umum,
tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu
siswa mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara
khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang belum
menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai
salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan
remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991) menyebutkan enam fungsi remedial dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial
tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi,
dan terapeutik.
1) Fungsi
Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara
belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi
kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara
mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil analisis
kesulitan belajar siswa, guru memperbaiki berbagai aspek proses pembelajaran,
dan evaluasi. Dalam kegiatan remedial guru merumuskan kembali tujuan
pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa; mengorganisasikan
kembali materi pelajaran sesuai taraf kemampuan siswa; memilih dan menerapkan
berbagai alat bantu pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi
pelajaran yang disajikan; dan sebagainya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang
menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya
kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Atau apabila siswa
tidak menguasai materi karena penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus
menggunakan berbagai metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa terhadap
konsep yang dibahas. Selain itu, penjelasan guru juga disertai dengan contoh
atau ilustrasi yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Disamping itu
juga, melalui kegiatan remedial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan cara
belajarnya, sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Apabila
siswa menyadari bahwa ketidak pahamannya terhadap mateeri yang disajikan guru
disebabkan oleh ketidakseriusan dalam memperhatikan penjelasan guru atau tidak
mengerjakan tugas denga sungguh-sungguh maka siswa harus mengubah sikap
tersebut. Siswa dituntut untuk selalu memusatkan perhatiannya pada kegiatan
belajar yang dilakukannya atau mengerjakan latihan dan tugas dengan sugguh-sungguh.
2) Fungsi
Pemahaman
Kegiatan
remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi
proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri siswa. Dalam hal ini
membahas memahami kelebihan dan kekurangan guru dan siswa. Bagi guru, untuk
melaksanakan kegiatan remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan
dan kekurangan kegiatan pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman
ini, guru memperbaiki kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan
kegiatan remedial siswa akan lebih memahami kelebihan dan kelemahan cara
belajarnya. Sebelum kegiatan remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi
kegiatan belajarnya. Apakah mereka memperhatikan penjelasan guru dan
mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh? Dengan pemahaman
ini siswa diharapkan akan memperbaiki sikap dan cara belajarnya sehingga dapat
menjadi lebih baik.
3) Fungsi
Penyesuaian
Menyesuaikan pembelajaran dengan
karakteristik siswa. Kegiatan remedial memiliki fungsi
penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan
dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Karena semua aspek
kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu
siswa, proses pembelajaran tidak akan menjadi beban bagi siswa
melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan giat.
4) Fungsi
Pengayaan
Menerapkan strategi pembelajaran
yang bervariasi. Kegiatan remedial mempunyai fungsi
pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru
memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa
untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami.
Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya,
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat
meminta siswa untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan
alat peraga yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses
pembelajaran.
5) Fungsi
Akselerasi
Mempercepat penguasaan materi. Kegiatan
remedial memiliki fungsi akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui
kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi
pelajaran dengan menambah waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial
siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya
yang telah menguasai materi pelajaran.
6) Fungsi
Terapeutik
Membantu mengatasi masalah
sosial-pribadi. Kegiatan remedial mempunyai fungsi
terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat membantu mengatasi
kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi. Biasanya siswa yang
merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa rendah diri atau
terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan membantu mencapai
prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah
membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.
Itulah 6 fungsi
kegiatan remedial dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa
kegiatan remedial memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan kemampuan
siswa secara optimal.
3.
Perbedaan
Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Secara sepintas
kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Komponen-komponen
yang harus direncanakan dan dilaksanakan guru dalam kegiatan remedial
samadengan komponen-komponen dalam pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan
tujuan pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan
materi pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk
pembelajran tersebut berbeda.
Tabel
9.1 Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Komponen
Pembelajaran
|
Pembelajaran
Biasa
|
Kegiatan
Remedial
|
TUJUAN
|
Berlaku bagi
semua siswa (klasikal)
|
Bersifat
individu
|
MATERI
|
Sama untuk
semua siswa
|
Sesuai dengan
kesulitan siswa
|
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
|
1.
Diikuti semua siswa
2.
Metode dan
media bersifat klasikal
|
1.
Diikuti oleh siswa yang bermasalah
2.
Metode dan
media bersifat individual atau kelompok.
|
EVALUASI
|
Sama
untuk semua siswa
|
Bersifat
individual atau kelompok.
|
B
B
Berikut
ini penjabaran dari komponen-komponen tersebut adalah:
1) Tujuan
Pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan
guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu, dalam
kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual,
tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B,
tergantung pada kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.
Sebagai contoh, apabila dalam pembelajaran biasa dalam mata perlajaran
IPA/Sains Amir tidak dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya perubahan
lingkungan akibat pencemaran, dan Budi tidak dapat menjelaskan rantai makanan
maka tujuan yang harus dirumuskan guru dalam membantu Amir dan Budi akan
berbeda. Bagi Amir, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru adalah “Siswa
dapat menjelaskan kemungkinan terjadinya perubahan lingkungan akibat pencemaran
air”. Sementara itu bagi Budi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru adalah
“Siswa dapat menjelaskan rantai makanan”.
2) Materi
Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial akan
berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai
dengan kesulitan yang dihadapinya. Kita kembali pada contoh kesulitan yang
dihadapi Budi dan Amir. Untuk kegiatan remedial bagi Amir, guru harus
mempersiapkan materi tentang berbagai kemungkinan perubahan lingkungan akibat
terjadi nya pencemaran air karena amir belum menguasai kemampuan menjelaskan
kemungkinan perubahan lingkungan akibat pencemaran air. Sementara bagi budi,
guru harus mempersiapkan materi tantang pengertian dan contoh-contoh rantai
makanan karena budi belum memahami konsep rantai makanan
3) Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan
remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran
biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa semua
sama. Metode mengajar dan alat bantu pembelajaran yang digunakan guru bersifat
klasikal. Sementara itu, dalam kegiatan remedial,pembelajaran hanya diikuti
oleh siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial
ini dapat dilaksanakan secara individual atau secara kelompok apabila beberapa
orang siswa memiliki kesulitan yang sama. Oleh karena itu, metode mengajar dan
alat bantu kegiatan remedial bersifat individual atau kelompok tergantung pada
kesulitan dan karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.
Apabila
seorang siswa belum memahami suatu rumus maka guru dapat menjelaskan kembali
rumus tersebut atau dapat meminta siswa lain yang sudah paham untuk memberi kan
penjelasan tentang rumus tersebut sehingga di pahami oleh siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahmi rumus tersebut. Sementara itu, bagi siswa lain yang
belum mampu menerapkan suatu rumus maka guru hendak nya memberikan banyak
latihan penerapan rumus tersebut. Begitu juga dengan alat bantu pelajaran.
Dalam kegiatan remedial guru hendak nya menggunkan alat peraga yang sesuai
dengan karakteristik siswa sehingga akan
membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Misalnya, dalam
mempelajati sifat-sifat lensa cembung, guru sebaik nya mendemonstrasikan nya
dengan menggunakan cahaya linlin yang di pantulkan pada lensa cembung sehingga
bayangan nya terlihat di layar.
4) Evaluasi
Alat
evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan
dalam kegiatan remedial alat evaluasiya bersifat individual atau kelompok.
Dari uraian tersebut
dapat disimpulan bahwa perbedaan antara kegiatan remedial dengan pembelajaran
biasa adalah terletak pada pendekatan yang digunakan. Pembelajaran biasa
menerapkan pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan remedial menerapkan
pendekatan individual atau kelompok.
B. Pendekatan dalam Kegiatan Remedial
Warkitri
dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan
pengembangan. Berikut ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1.
Pendekatan
Yang Bersifat Preventif
Kegiatan
remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan
untuk membantu siswa yang diduga
akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru
yang sudah berpengalaman, dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui
kelemahan siswanya. Dari beberapa kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A
mempunyai kelemahan dalam mengerjakan soal-soal matematika sehingga guru
memberi kesempatan untuk berlatih lebih banyak bagi siswa tersebut atau siswa B
memiliki daya tangkap yang kurang
terhadap penyampaian informasi yang bersifat abstrak sehingga guru harus selalu
menggunakan alat peraga visua, seperti gambar, diagram, atau peta, ketika
menjelaskan suatu konsep. Bagi yang belum banyak pengalaman, Anda tidak perlu
khawatir. Anda dapat menggunakan salah satu jenis alat evaluasi yang ditujukan
untuk mengetahui kompetensi yang telah dikuasai siswa sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Jenis alat evaluasi tersebut adalah pretest.
Pretest adalah
salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan guru sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi yang telah ditetapkan
lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan yang tidak
akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu yang ditetapkan. Kegiatan remedial
yang diberikan kepada siswa yang tidak mampu menguasai kompetensi dengan waktu
yang disediakan disebut remedial bersifat preventif.
2.
Pendekatan
yang Bersifat Kuratif
Kegiatan
remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial
ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti
pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena
berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa
siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah
ditetapkan.
Biasanya
setelah membahas satu atau beberapa
pokok bahasan guru melaksanakan evaluasi formatif. Dari hasil evaluasi formatif
tersebut diketahui ada beberapa siswa yang telah mencapai kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan, dan adapula siswa yang belum mencapai kriteria
keberhasilan yang diterapkan. Bantuan yang diberikan guru kepada siswa yang
belum menguasi kompetensi yang telah ditetapkan merupakan kegiatan remedial
yang bersifat kuratif karena guru ingin membantu siswa menguasai kompetensi yang ditetapkan yang
belum dicapai.
3.
Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan
remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan
selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial
yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera
dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Misalnya, seorang siswa mengalami
kesulitan dalam menghitung kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus ketika
mempelajari materi tentang “Bias Pada Dua Bidang” untuk siswa tersebut guru
dapat memberikan bantuan secara individual, pada saat guru memberikan tugas
atau latihan mengerjakan soal-soal hitungan bagi siswa lainnya. Sementara itu,
pada kegiatam remedial yang bersfat kuratif,
banatuan akan diberikan guru pada siswa yang belum mampu menghitung
kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus dari soal-soal yang diberikan guru pada
waktu evaluasi. Bantuan pada kegiatan remedial
yang bersifat kuratif diberikan setalah guru melaksanakan evaluasi.
C. Jenis-Jenis Kegiatan Remedial
Berikut
ini beberapa bentuk kegiatan remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke,
1991):
1) Mengajarkan
Kembali
Melalui bentuk kegiatan
ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa.
Saat menjelaskan materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang
dihadapi siswa. Apabila siswa kurang memahami konsep, guru sebaiknya memberikan
lebih banyak contoh. Untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep, guru hendaknya
memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam suatu kasus
tertentu atau memberikan banyak latihan yang menuntut siswa menerapkan konsep
yang sedang dibahas.
2) Menggunakan
Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan alat peraga dan
memberi kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Apalagi jika
pada waktu menjelaskan materi pada pembelajaran pertama kali guru tidak
menggunakan alat peraga. Konsep yang sukar dipahami akan lebih mudah dipelajari
dan menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan media.
3) Kegiatan
Kelompok
Diskusi ataupun kerja
kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa mengalami kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam
menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan
anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami
pelajaran apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar
menguasai materi dan mampu menjelaskannya dengan cukup baik kepada siswa
lainnya. Kegiatan kelompok sebagai upaya membantu siswa yang mengalami
kesulitan akan sia-sia apabila tidak dibimbing oleh anggota kelompok yang
menguasai materi yang sedang dibahas.
4) Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta bantuan
siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa
dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya. Misalnya, siswa
kelas 6 diminta untuk membantu siswa kelas 3 dan kelas 4.
5) Sumber
Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali,
kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain
dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru meminta
siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi
yang belum dikuasainya.
D. Prinsip Pelaksanaan Remedial
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1. Guru
harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan pemahaman
siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan
yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas
atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3. Dalam
menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan
yang dihadapi siswa serta faktor penyebab kesulitan tersebut.
4. Melalui
kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai
kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri
siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai
kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.
E. Prinsip Pemilihan
Kegiatan
Wardani
(1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan
diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan
latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan
pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan kekuatan yang
dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang
dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap
siswa.
3. Memanfaatkan
penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan
permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki
motivasi untuk belajar.
F.
Prosedur
Kegiatan Remedial
Diagnostik
|
kesulitan
|
belajar
|
mengajar
|
Rekomendasi
|
Referal
|
1
|
.
|
Penelaahan
|
kembali kasus
|
3
|
.
|
Layanan
|
penyuluhan /
|
psikoterapi
|
4.
|
Pelaksanaan
|
layanan
|
pengajaran
|
2.
|
Pilihan
|
alternatif
|
tindakan
|
pengajaran
|
remedial
|
5
|
.
|
Post-test/
|
pengukuran
|
kembali hasil
|
belajar
|
mengajar
|
6.
|
Tugas
|
tambahan/
|
aditional
|
assigment
|
Hasil yang
|
diharapkan
|
7
|
.
|
Re-evaluasi
|
Re-diagnostik
|
Langkah-langkah
kegiatan remedial :
a. Analisis
Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan
diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk
keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya
kriteria keberhasilan belajar.
b. Menemukan
Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai
merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa
siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau
menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi
oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat
ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
c. Menyusun
rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui
siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang
belum dikuasai setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya kita
menyusun rencana pembelajaran sebagai berikut :
a. Merumuskan
kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan
materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c. Memilih
dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab kesulitan serta karakteristik
siswa.
d. Merencanakan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e. Menentukan
jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa.
d. Melaksanakan
Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan
remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut
kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk
membantu siswa yang memerlukan.
e. Menilai
Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya
kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian.
Guru harus menganalisis setiap komponen-komponen, dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut :
Kompetensi
atau Tujuan : Apakah kompetensi yang dirumuskan
terlalu tinggi
atau terlalu rendah bagi siswa
Materi : Apakah
materi terlalu sulit bagi siswa?
Kegiatan : Apakah
Kegiatan remedial yang diterapkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
Waktu : Apakah
waktu yang disediakan cukup atau kurang?
Penilaian : Apakah
alat peneilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan?
Itulah
langkah-langkah yang harus ditempuh guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.
Berikut ini Format Kegiatan
Remedial :
Format Lembar Program
Perbaikan
Mata Pelajaran :……………………………...
Kompetensi Dasar :……………………………...
Materi :……………………………...
Kelas :………………………...........
Tahun Pelajaran :……………………………...
Tanggal ulangan Harian :……………………………...
Perbaikan :……………………………...
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
Sebelum
Perbaikan
|
Tanggal
Perbaikan
|
Nilai Sesudah
Perbaikan
|
Bentuk Perubahan
|
Ket
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
G.
Kegiatan
Pengayaan
1.
Hakikat Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan
yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu
yang dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan
keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan
dengan kegiatan pendalam materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan
pembahasan materi pelajaran baru.dengan demikian, kegiatan pengayaan akan
berakhir apabila semua siswa, termasuk siswa yang lambat telah menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan dengan baik.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.dengan kegiatan pengayaan ini siswa
yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu siswa lain yang
belum menyelesaikan tugas belajarnya.
2.
Jenis Kegiatan Pengayaan
Dalam
merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan
individual. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar
mandiri. Kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan
kegiatan remedial. Yang penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang
dapat dirancang dan dilaksanakan guru :
a.
Tutor Sebaya
Kegiatan
tutor sebaya selain digunakan untuk kegiatan remedial juga sangat efektif untuk kegiatan pengayaan. Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman
siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka harus
menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik
untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan sebagai temannya, mampu memandang suatu konsep atau
ide dari berbagai sudut pandang. Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di samping
mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
b.
Mengembangkan
Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat
diminta untuk membuat soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.
Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban.
Memberikan kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat
dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan.
c.
Mengembangkan Media dan Sumber
Pembelajaran
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan
materi yang dipelajari merupakan suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat.
Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan atau karya tulis yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hasil karya seperti ini, dapat bermanfaat
bagi siswa lain, terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi tersebut. Kegitan ini menuntut kemampuan kognitif tinggi dari para
siswa.
d.
Melakukan Proyek
Salah satu
kegiatan pengayaan yanag apling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat adalah
mendapat kesemptan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau mempersiapkan
suatau laporan khusus. Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu
proyek atau laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan
meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya
dengan baik sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan
proyek. Disamping itu keterlibatan siswa dalam melakukan suatu proyek merupakan
kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki atau untuk
menambah wawasan baru bagi mereka.
e.
Memberikan Permainan, Masalah atau
Kompetisi Antarsiswa
Dalam
kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa yang memecahkan
suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping
mereka berusaha untuk memecahkan masalah atau permainan yang diberikan, melalui
kegiatan ini mereka juga akan belajar satu sama lain dengan membandingkan
strategi atau teknik yang mereka pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau
permaian yang diberikan.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat
dilaksanakan guru baik didalam kelas maupun diluar jam sekolah, dalam membantu
siswa menegmbangkan wawsan sehingga potensinya berekembang optimal. Kegiatan
apapun yang di pilih guru, hendaknya kegiatan tersebut sesuai denagn
karakteristik kegiatan pengayaan. Guskey (1989) mengemukaakan dua karakteristik
kegiatan pengayaan . pertama, Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang
menyenangkan dana memberikan kepuasan atas penguasaannya. Apabila kegiatan
pengayaan hanya berupa pengulanagn terhadap kegiatan belajar sebelumnya, siswa
tidak akan tergolong untuk bekerja sebaik mungkin. Sementara itu bila kegiatan
pengayaan merupakan kegiatan yang menyenagkan dan memberikan kepuasan kepada
siswa, mereka akan termotivasi untuk bekerja dengan baik.kedua, kegiatan
pengayaan hendaknya merupakan kegatan yang menantang bagi siswa. Tugas yang dikerjakan
siswa hendaknya tugas yang menuntut penerapan kemampuan kognitif tingkat
tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan mensintesis,mengevaluasi, serta
mengkresi. Meskipun tugas yang demikian sulit bagi sisw, tugas semacam ini akan
merupakan sesuatu yang mendorong dan menantang siswa untuk mrengerjkannya.
Keberhasilan mereka dalam mengerjakan nya. Keberhasiln mereka dalam mengerjakan
tugas-tugas yang sulit akan memberikan kepuasan tersendiri.
3.
Faktor-Faktor Yang Harus
Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan
Warkitri,
dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
a.
Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan
minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,
kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan
semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan
guru dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986) :
1) Kegiatan di luar kelas lebih disukai
siswa daripada kegiatan di dalam kelas.
2) Kegiatan yang melakukan aktivitas
lebih disukai siswa daripada hanya dilakukan di belakang meja.
3) Kegiatan menemukan sesuatu yang baru
lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
4) Kegiatan yang cept menunjukkan hasil
lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.
b.
Faktor Manfaat Edukatif
Melalui
kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan
nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.jangan sampai kegiatan
pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan bagi
siswa sehingga pproses perkembangannya terganggu.
c.
Faktor Waktu
Guru
harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa dan
juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa
hendaknya telah menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat
melihat hasilnya.kegiatan seperti ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik
bagi siswa maupun bagi seorang guru.
Itulah
tiga faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan melaksanakan
kegiatan pengayaan yang dilakasanakan dapat benar benar bermanfaat bagi siswa
sehingga kemampuannya berkembang secara optimal.
Berikut
ini Format lembar program Pengayaan
Mata pelajaran :…………………………….
Nomor indicator :…………………………….. Materi :……………………………
Kelas :…………………………… Tahun pelajaran
:……………………………… Tanggal/ ulangan harian :……………………………..
Pengayaan :……………………………...
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Tanggal
Pengayaan
|
Bentuk pengayaan
|
Keterangan
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kegiatan
remedial adalah kegiatan membantu siswa menguasai materi pelajaran.
2.
Secara
umum, tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan
pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial
bertujuan untuk membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran melalui
kegiatan pembelajaran tambahan.
3.
Dalam
kaitannya dengan proses pembelajran, fungsi kegiatan remedial adalah:
a. Memperbaiki cara belajar siswa dan cara mrngajar guru
fungsi korektif (Memperbaiki
cara mengajar dan cara belajar).
b. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap
kelbihan dan kekurangan dirinya yaitu fungsi pemhaman (memahami kelebihan dan kekurangan
guru dan siswa).
c. Menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa
yaitu fungsi penyesuaian (Menyesuaikan
pembelajaran dengan karakteristik siswa).
d. Mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
atau fungsi akselerasi (Menerapkan
strategi pembelajaran yang bervariasi).
e. Memebantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek
sosial-pribadi atau fungsi terapeutik (Mempercepat
penguasaan materi).
4.
Perbedaan
kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok siswa. Sementara itiu, pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan.
5.
Pendekatan
dalam kegiatan remedial
a. Pendekatan
Yang Bersifat Preventif,
dilaksankan
sebelum kegiatan pembelajaran biasa
dilaksankan.
b. Pendekatan
yang Bersifat Kuratif,
ditujukan
untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran
biasa.
c. Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan,
apabila
kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pemebelajaran
biasa.
6. Jenis kegiatan remedial
a.
Mengajarkan Kembali
b.
Menggunakan Alat Peraga
c.
Kegiatan Kelompok
d.
Tutorial
e.
Sumber Belajar Yang Relevan
7. Langkah-langkah
kegiatan remedial :
a.
Analisis Hasil Diagnosa
b.
Menemukan Penyebab Kesulitan
c.
Menyusun rencana Kegiatan Remedial
d.
Melaksanakan Kegiatan Remedial
e.
Menilai Kegiatan Remedial
8.
Kegiatan
pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam
memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih baik.
9.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang
berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan.
10.
Jenis
Kegiatan Pengayaan
a. Tutor Sebaya
b. Mengembangkan Latihan
c. Mengembangkan Media dan Sumber
Pembelajaran
d. Melakukan Proyek
e. Memberikan Permainan, Masalah atau
Kompetisi Antarsiswa
11. Faktor-Faktor Yang Harus
Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan
a.
Faktor Siswa
b.
Faktor
Manfaat Edukatif
c.
Faktor Waktu
B.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini
dapat dijadikan referensi bagi seorang guru yang professional dalam memahami
kemampuan peserta didiknya agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang
optimal. Salah satunya untuk siswa yang memiliki kemampuan yang kurang, dapat
mengaplikasikannya melalui pengajaran remedial dan pengayaan yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
W. Sri Anitah, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Majid
Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto,
S.1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah
Pendekatan Evaluatif.
Jakarta: Rajawali
Suke, Silverius.
1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan
Balik. Jakarta : Grasindo
Warkitri,
dkk. 1991. Program Layanan Bimbingan
Belajar dalam Buku Materi Pokok
Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika
Agus
Soleh, I Made Candiasa, Ni Ketut Widiartini e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2014)
Pengaruh
Pembelajaran Remedial Berbantuan Tutor Sebaya terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar dengan Kovariabel Tingkat Kecemasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar