Mengidentifikasi Problematika Menulis dan Membaca di
Kelas 3, 4, dan 5 Sekolah Dasar
Berikut ini
permasalahan yang ditemukan :
A.
Dari segi
menulis :
1) Kesalahan dalam penulisan huruf yaitu tata
cara menulis huruf kapital dan huruf kecil. Mereka salah menulis huruf di awal
kalimat, nama orang, nama tempat-tempat penting, nama jabatan, judul karangan,
dan sebagainya.
Contoh :
v Kesalahan
menulis huruf kapital pada awal kalimat.
1) kita
harus berangkat sekarang.
2) pada
hari itu saya sedang tak ada di rumah.
v Kesalahan
menulis huruf kapital pada setiap kata. Setiap awal kata dalam kalimat siswa
menulis dengan huruf kapital semua:
1) Kucing Itu Berlari Dengan Cepatnya.
2) Burung-Burung Berkicauan Di Atas Dahan.
v Kesalahan
menulis huruf kapital pada nama orang
1) andi
bermain bola dengan ali.
2) susi
dan santi bermain karet.
v Menulis
huruf kapital di tengah-tengah kata:
baPak, iBu, aYah, aTuran,
peKerjaan,
tiDak,
beRasal,
iTu
v Kesalahan
menulis huruf kapital pada nama kota dan tempat-tempat penting atau nama geografi:
1) jakarta
ibu kota indonesia.
2) kebun binatang ragunan
banyak pengunjungnya.
v Kesalahan
menulis huruf kapital pada kata sapaan:
1) pak,
aku mohon izin, besok mau berangkat ke Bandung untuk melakukan penelitian.
2) Aku
tidak tahu kalau masalah itu harus dirahasiakan, bu.
2)
Kesalahan dalam menulis tanda baca.
Kesalahan ini sering penulis temui pada semua jenjang pendidikan baik di
sekolah maupun perguruan tinggi.
a. Tidak
digunakannya tanda petik ( “…”) pada penulisan percakapan dua orang atau lebih
(dialog):
Amir:
Apa kabar, Mal, hari ini.
Akmal:
Alhamdulillah, baik-baik saja.
b. Sebuah
kesalahan apabila tanda titik sering ditulis setelah tanda petik pada penulisan
dialog:
Andi:
“Saya tadi ke rumahmu, La, ternyata kamu masih tidur”.
Lela:
“Oh, maaf, ya, Di, aku tadi ngantuk sekali, sih”.
c. Tidak
digunakan tanda titik (.) pada singkatan nama atau gelar yang terakhir:
1) Drs.
Ahmad Dahlan, M. A
2) Sartana,
S. H
d. Tidak
menggunakan tanda titik pada akhir kalimat.
Contoh
:
Jenderal Soedirman adalah orang
yang sangat berjasa bagi negara
e. Kesalahan
dalam menggunakan tanda penghubung dan tanda pisah.
1) Pada
kata ulang, siswa sering kali menulis kata penghubung dengan tanda pisah.
Contoh: Makan – makan, berlari –
larian, tidur – tiduran
2) Menulis
tanda pisah sama dengan tanda penghubung:
Dari Jakarta-Bogor dapat ditempuh
dalam waktu 2 jam dengan sepeda motor.
Jam 08.00-14.00 adalah kegiatan
sekolah kami.
f. Tidak
menggunakan tanda baca koma (,) pada bagian tertentu dalam penulisan surat:
Dengan
hormat
Hari/tanggal:
Jumat/6 Februari 2015
3)
Kesalahan dalam menulis kata depan,
imbuhan, dan pemutusan kata. Banyak kesalahan dalam menulis kata yang
sering kita jumpai dalam tulisan siswa juga mahasiswa, serta orang dewasa pada
umumnya.
a. Kesalahan
dalam menulis kata depan di dan ke:
1) Nina
membeli buah mangga dipasar tradisional.
2) Kepasar
tradisional saja membeli rambutannya karena harganya lebih murah.
b. Kesalahan
dalam menulis imbuhan di-, ke-, dan se-:
1) Buku
itu di beli ayah di toko buku tadi siang.
2) Ia ke takutan
melihat seekor anjing.
3) Ia
hanya punya se ekor kambing.
c. Kesalahan
dalam pemutusan kata: deng-an, men-ganggu, ya-ng, pers-atuan, persat-uan,
diketah-uiPenyingkatan kata yang tidak disarankan dalam menulis karangan: a/n,
tdk, yg, dpt, dlm, kepunyaanx, ber7an.
4) Penulisan
kalimat yang ambigu:
a. Kucing
makan tikus mati.
b. Istri
pak lurah yang baru hadir dalam acara itu.
c. Buku
terbitan baru itu laku sekali di pasaran.
5) Penulisan
paragraf
a. Membedakan
antara jenis paragraf.
b. Siswa
merasa sulit menuangkan kalimat pertama.
c. Bingung
yang menghinggapi siswa dalam menulis paragraf. Mereka harus mulai dari mana.
Dari gagasan yang mana harus dituangkan dalam sebuah tulisan, sekalipun judul
sudah ditentukan oleh gurunya.
d. Kesalahan
tentang teknik penulisan paaragraf.
6)
Siswa saat ini
merasa sulit dalam menulis sambung. Hal ini disebabkan oleh tiadanya
pembiasan menulis sambung yang standar di kelas IV SD.
B.
Dari segi
membaca :
1)
Siswa hanya
berminat membaca, jika bacaannya singkat, mudah dimengerti dan berjenis sastra
atau non fiksi.
2)
Sulitnya
konsentrasi siswa pada saat membaca
cepat.
3)
Pengaruh gerakan
bibir saat membaca.
4)
Pengucapan kata
saat membaca salah, tetapi makna sama. Misal : Bakso dibaca baso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar