Kamis, 07 Mei 2015

DATA MONOGRAFI KABUPATEN TANGERANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kabupaten merupakan pembagian wilayah administratif Indonesia setelah provinsi, yang di pimpin oleh seorang Bupati. Kabupaten merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerntahannya sendiri.

Dalam pembahasan kali ini, penulis akan memaparkan salah satu kabupaten di Provinsi Banten. Yakni kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang merupakan sebuah kabupaten yang beribukota di Tigaraksa. Memiliki sistem tata ruang dan sosialnya yang berbeda dengan kabupaten lainnya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan lebih memaparkan secara rinci mengenai kabupaten Tangerang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana peta kabupaten Tangerang?
2.      Apa saja data monografi kabupaten Tangerang? Dari segi geografis dan demografisnya.
3.      Bagaimana sejarah dan siapa saja para pemimpin pemerintahan kabupaten Tangerang?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui peta kabupaten Tangerang.
2.      Untuk mengetahui data monografi kabupaten Tangerang, baik dari segi geografis dan demografisnya.
3.      Untuk mengetahui sejarah dan  para pemimpin pemerintahan kabupaten Tangerang.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peta Kabupaten Tangerang





B.     Data Monografi Kabupaten Tangerang
 

1.      Arti Lambang Daerah
·         Arti Warna dan lambang daerah: 
a.       Warna merah mempunyai arti semangat dan keberanian,
b.      Warna hijau mempunyai arti kemakmuran dan kesuburan, 
c.       Warna kuning emas mempunyai arti keadilan, wibawa dan keagungan, 
d.      Warna putih mempunyai arti kesucian dan kebersihan, 
e.       Warna biru mempunyai arti kesetiaan dan kebijaksanaan, 
f.       Warna coklat mempunyai arti kedewasaan, 
g.      Warna hitam mempunyai arti keteguhan dan ketabahan. 
·         Arti gambar dan lambang daerah:
a.       Bagian atas:
Puncak perisai lima buah berlambang Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia. Susunan bata merupakan lambang benteng pertahanan yang mengingatkan kita kepada kepahlawanan rakyat Kabupaten Tangerang, Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan dan tahun proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia yaitu tanggal tujuh belas, bulan delapan, tahun empat puluh lima.
b.      Bagian tengah: 
Jumlah butir padi, bunga kapas dan ruas bambu melambangkan tanggal, bulan dan tahun jadi Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu:
o   Dua puluh tujuh butir padi melambangkan tanggal dua puluh tujuh,  
o   Dua belas bunga kapas melambangkan bulan dua belas,  
o   Empat puluh tiga ruas bambu melambangkan tahun empat puluh tiga.
Hari jadi Kabupaten Tangerang adalah tanggal dua puluh tujuh Bulan Desember tahun seribu sembilan ratus empat puluh tiga atau 27-12-1943. 
o   Topi bambu melambangkan hasil kerajinan dan industri Kabupaten Tangerang. 
c.       Bagian bawah:
o   Garis putih berombak melambangkan bahwa Kabupaten Tangerang dilintasi oleh sungai-sungai besar, 
o   Garis biru berombak melambangkan laut di mana Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai. 
·         Slogan:
“Satya Karya Kerta Raharja”
Dengan dasar kesetiaan kepada Pancasila dan ketaatan kepada pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia disertiai doa dan kerja keras, kita wujudkan masyarakat adil makmur fisik material mental spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2.      Visi dan Misi
v  Visi
Berdasarkan pertimbangan kondisi obyektif seluruh sumber daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik maka ditetapkan visi sebagai berikut :
“Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan”
   Yang dimaksud dengan :
1.      Masyarakat kabupaten Tangerang; adalah kelompok orang dengan segala aspek kehidupannya, yang meliputi sikap perilaku dan pola pikir dalam sosial budaya, agama, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan teknologi yang memanfaatkan sumbar daya alam dan sumber daya buatan yang ada di Kabupaten Tangerang;
2.      Beriman; adalah percaya, yakin dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta hidup rukun antar umat manusia.Terpenuhinya kebutuhan manusia dari segi meteri memerlukan penyeimbang dari sisi rohani, sehingga terjamin keseimbangan mental dan spiritual;
3.      Maju; berarti cerdas, sehat dan dinamis menuju taraf hidup yang lebih baik, proaktif, kreatif, dan disiplin sesuai dengan fungsi, peran dan kedudukan masing-masing anggota masyarakat;
4.      Mandiri; berarti mampu mengatasi permasalahan dan hidup bertanggung jawab dengan tidak ada ketergantungan pada pihak lain atau dikendalikan oleh pihak lain. Visi kemandirian adalah tetap berada koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945;
5.      Berorientasi Industri; berarti perilaku yang mengarah pada pertimbangan ekonomis dengan memperhitungkan tenaga, waktu, biaya, dan sumber daya teknologi yang terus berkembang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi beriorentasi pasar;
6.      Berwawasan Lingkungan; berarti orientasi pembangunan mempertimbang-kan kondisi lingkungan yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku pembangunan karena pembangunan berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup dan pembangunan.
v  Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagai berikut :
1.      Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Membangun sumberdaya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta peningkatan kesejehteraan sosial.
3.      Meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri, agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, dan sektor informal.
4.      Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian tata ruang yang terstruktur.
5.      Menciptakan tata kepemerintahan yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab (good governance).
6.      Meningkatkan pembangunan infra struktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan.
7.      Memenuhi hak-hak politik dan sosial warga untuk melakukan partisipasi kritis dalam proses pembangunan.
8.      Memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
Nilai-nilai yang tekandung dalam visi misi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Ketakwaan;
Masyarakat kabupaten Tangerang yang bertakwa merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan suatu perubahan yang hakiki dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan;
2.      Partisipatif;
Rasa tanggungjawab dari semua komponen pemerintahan yang terdiri eksekutif, legislatif dan masyarakat serta swasta berperan serta mengambil bagian mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka mempercepat tajuan dan sasaran pembangunan yang efisien dan efektif;
3.      Transparansi;
Merupakan salah satu unsur dari good government yang harus ditingkatkan agar dapat mendorong partisipasi masyarakat dan swasta untuk mencapai suatu kemajuan seperti yang tercantum dalam sasaran dan tujuan pembangunan.
4.      Berkelanjutan;
Prinsip berkelanjutan dalam aspek lingkungan mengandung makna bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga pembangunan yang akan dipacu tidak hanya untuk kepentingan sesaat.

3.      Sejarah Kabupaten Tangerang
Dalam riwayat diceritakan, bahwa saat Kesultanan Banten terdesak oleh Agresi Militer Belanda pada pertengahan abad ke-16, diutuslah tiga maulana yang berpangkat Tumenggung untuk mem­buat perkampungan pertahanan di wilayah yang berbatasan dengan Batavia. Ketiga Tumenggung itu adalah, Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, dan Aria Jaya Santika. Mereka segera mem­bangun basis pertahanan dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai kawasan Tigaraksa. Jika merunut kepada legenda rakyat dapat disimpulkan bahwa cikal-bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa.

Nama Tigaraksa itu sendiri berarti Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan kepada tiga Tumenggung yang menjadi tiga pimpinan ketika itu. Seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian Barat Sungai Cisadane, saat ini diyakini berada di Kampung Gerendeng. Waktu itu, tugu yang dibangun Pangeran Soegri dinamakan sebagai Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti tanda. Prasasti yang tertera di tugu tersebut ditulis dalam huruf Arab ”gundul” berbahasa Jawa kuno yang berbunyi ”Bismillah pget Ingkang Gusti/Diningsun juput parenah kala Sabtu/Ping Gangsal Sapar Tahun Wau/Rengsena perang netek Nangaran/Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian/Sakabeh Angraksa Sitingsun Parahyang”. Yang berarti ”Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa/Dari Kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu/Tanggal 5 Sapar Tahun Wau/Sesudah perang kita memancangkan tugu/untuk mempertahankan batas Timur Cipamungas (Cisadane) dan Barat Cidurian/Semua menjaga tanah kaum Parahyang. Sebutan ”Tangeran” yang berarti ”tanda” itu lama-kelamaan berubah sebutan menjadi Tangerang sebagaimana yang dikenal sekarang ini. Dikisahkan, bahwa kemudian pemerintahan ”Tiga Maulana”, ”Tiga Pimpinan” atau ”Tilu Tanglu” tersebut tumbang pada tahun 1684, seiring dengan dibuatnya perjanjian antara Pasukan Belanda dengan Kesultanan Banten pada 17 April 1684.

Perjanjian tersebut memaksa seluruh wilayah Tangerang masuk ke kekuasaan Penjajah Belanda. Kemudian, Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati. Para bupati yang pernah memimpin Kabupaten Tangerang di era pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII. Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tidak mampu lagi memerintah Kabupaten Tangerang, Belanda menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia.

Kemudian Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di Batavia, yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia untuk membantu usaha pertahanannya, terutama sejak kekalahan armadanya di dekat Kepulauan Midway dan Kepulauan Solomon. Kemudian pada tanggal 29 April 1943 dibentuklah beberapa organisasi militer, diantaranya yang terpenting ialah Keibodan (barisan bantu polisi) dan Seinendan (barisan pemuda). Disusul pemindahan kedudukan Pemerintahan Jakarta ke Tangerang dipimpin oleh Kentyo M. Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosieken atas perintah Gubernur Djawa Madoera. Seiring dengan status daerah Tangerang ditingkatkan menjadi Daerah Kabupaten, maka daerah Kabupaten Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibu Kota. Di wilayah Pulau Jawa pengelolaan pemerintahan didasarkan pada Undang-undang nomor 1 tahun 1942 yang dikeluarkan setelah Jepang berkuasa. Undang-undang ini menjadi landasan pelaksanaan tata Negara yang azas pemerintahannya militer. Panglima Tentara Jepang, Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, diserahi tugas untuk mem­bentuk pemerintahan militer di Jawa, yang kemudian diangkat sebagai gunseibu. Seiring dengan hal itu, pada bulan Agustus 1942 dikeluarkan Undang-undang nomor 27 dan 28 yang mengakhiri keberadaan gunseibu. Berdasarkan Undang-undang nomor 27, struktur pemerintahan militer di Jawa dan Ma­dura terdiri atas Gunsyreikan (pemerintahan pusat) yang membawahi Syucokan (residen) dan dua Kotico (kepala daerah istimewa). Syucokan membawahi Syico (walikota) dan Kenco (bupati). Secara hirarkis, pejabat di bawah Kenco adalah Gunco (wedana), Sonco (camat) dan Kuco (kepala desa). Pada tanggal 8 Desember 1942 bertepatan dengan peringatan Hari Pembangunan Asia Raya, pemerintah Jepang mengganti nama Batavia menjadi Jakarta. Pada akhir 1943, jumlah kabupaten di Jawa Barat mengalami perubahan, dari 18 menjadi 19 kabupaten. Hal ini disebabkan, pemerintah Jepang telah mengubah status Tangerang dari kewedanaan menjadi kabupaten.

Perubahan status ini didasarkan pada dua hal; pertama, kota Jakarta ditetapkan sebagai Tokubetsusi (kotapraja), dan kedua, pemerintah Kabupaten Jakarta dinilai tidak efektif membawahi Tangerang yang wilayahnya luas. Atas dasar hal tersebut, Gunseikanbu mengeluarkan keputusan tanggal 9 November 1943 yang isinya: "Menoeroet kepoetoesan Gunseikan tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834 tentang pemindahan Djakarta Ken Yakusyo ke Tangerang, maka diper­makloemkan seperti di bawah ini: Pasal 1: Tangerang Ken Yakusyo bertempat di Kota Tangerang, Tangerang Son, Tangerang Gun, Tangerang Ken. Pasal 2: Nama Djakarta Ken diganti menjadi Tangerang Ken. Atoeran tambahan Oendang-Oendang ini dimulai diberlakukan tanggal 27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta, tanggal 27 boelan 12 tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta Syuutyookan." Sejalan dengan keluarnya surat keputusan tersebut, Atik Soeardi yang menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat, Raden Pandu Suradiningrat, diangkat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944). Semasa Bupati Kabupaten Tangerang dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988-1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984). Seiring dengan pemekaran wilayah dengan terbentuknya pemerintah Kota Tangerang tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993, maka pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pindah ke Tigaraksa. Pemindahan ibu kota ke Tigaraksa dinilai strategis, karena menggugah kembali cita-cita dan semangat para pendiri untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan (kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan) menuju masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.

4.      Kondisi Geografis
Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106°20'-106°43' Bujur Timur dan 6°00'-6°20' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 1.110,38 km2 atau 12,62% dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan Batas wilayah:
Dari sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak.
Secara Topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah Bagian Tengah ke arah Selatan.
Secara administratif, Kabupaten Tangerang 2013 terdiri dari 29 Kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan 2013


Kecamatan
Luas Wilayah
Persentase
District
Region Area
Percentage
1.
Cisoka
26.98
2.81
2.
Solear
29.01
3.02
3.
Tigaraksa
48.74
5.08
4.
J a m b e
26.02
2.71
5.
Cikupa
42.68
4.45
6.
Panongan
34.93
3.64
7.
C u r u g
27.41
2.86
8.
Kelapa Dua
24.38
2.54
9.
L e g o k
35.13
3.66
10.
Pagedangan
45.69
4.76
11.
Cisauk
27.77
2.89
12.
Pasar Kemis
25.92
2.70
13.
Sindang Jaya
37.15
3.87
14.
Balaraja
33.56
3.50
15.
Jayanti
23.89
2.49
16.
Sukamulya
26.94
2.81
17.
K r e s e k
25.97
2.71
18.
Gunung Kaler
29.63
3.09
19.
K r o n j o
44.23
4.61
20.
Mekar Baru
23.82
2.48
21.
M a u k
51.42
5.36
22.
K e m i r i
32.70
3.41
23.
Sukadiri
24.14
2.52
24.
R a j e g
53.70
5.60
25.
Sepatan
17.32
1.81
26.
Sepatan Timur
18.27
1.90
27.
Pakuhaji
51.87
5.41
28.
Teluknaga
40.58
4.23
29.
Kosambi
29.76
3.10
Jumlah / Total
959.61
100.00
Jumlah Kelurahan dan Desa menurut Kecamatan 2013


Kecamatan
Kelurahan
Desa

District
Special Village
Village

1.
Cisoka
0
10
2.
Solear
0
7
3.
Tigaraksa
2
12
4.
J a m b e
0
10
5.
Cikupa
2
12
6.
Panongan
1
7
7.
C u r u g
3
4
8.
Kelapa Dua
5
1
9.
L e g o k
1
10
10.
Pagedangan
1
10
11.
Cisauk
1
5
12.
Pasar Kemis
4
5
13.
Sindang Jaya
0
7
14.
Balaraja
1
8
15.
Jayanti
0
8
16.
Sukamulya
0
8
17.
K r e s e k
0
9
18.
Gunung Kaler
0
9
19.
K r o n j o
0
10
20.
Mekar Baru
0
8
21.
M a u k
1
11
22.
K e m i r i
0
7
23.
Sukadiri
0
8
24.
R a j e g
1
12
25.
Sepatan
1
7
26.
Sepatan Timur
0
8
27.
Pakuhaji
1
13
28.
Teluknaga
0
13
29.
Kosambi
3
7
Jumlah / Total
28
246

Sumber/Source : BPS Kabupaten Tangerang


Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2013


Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Rasio Jenis Kelamin
District
Male
Female
Total
Sex Ratio
1.
Cisoka
44.919
41.835
86.754
107,37

2.
Solear
42.150
40.416
82.566
104,29

3.
Tigaraksa
70.203
67.056
137.259
104,69

4.
Jambe
22.018
20.850
42.868
105,60

5.
Cikupa
130.400
121.918
252.318
106,96

6.
Panongan
59.129
56.955
116.084
103,82

7.
Curug
96.440
90.449
186.889
106,62

8.
Kelapa Dua
101.202
102.417
203.619
98,81

9.
Legok
57.060
52.945
110.005
107,77

10.
Pagedangan
54.473
51.938
106.411
104,88

11.
Cisauk
37.463
35.995
73.458
104,08

12.
Pasar Kemis
143.837
138.754
282.591
103,66

13.
Sindang Jaya
43.743
41.943
85.686
104,29

14.
Balaraja
62.898
59.002
121.900
106,60

15.
Jayanti
34.816
33.631
68.447
103,52

16.
Sukamulya
31.915
30.728
62.643
103,86

17.
Kresek
32.209
31.206
63.415
103,21

18.
Gunung Kaler
25.314
24.941
50.255
101,50

19.
Kronjo
29.120
27.793
56.913
104,77

20.
Mekar Baru
18.775
17.754
36.529
105,75

21.
Mauk
41.104
39.575
80.679
103,86

22.
Kemiri
21.860
20.104
41.964
108,73

23.
Sukadiri
28.520
26.519
55.039
107,55

24.
Rajeg
77.811
74.451
152.262
104,51

25.
Sepatan
54.535
50.838
105.373
107,27

26.
Sepatan Timur
45.537
43.118
88.655
105,61

27.
Pakuhaji
56.069
53.167
109.236
105,46

28.
Teluknaga
77.491
73.708
151.199
105,13

29.
Kosambi
76.079
70.684
146.763
107,63

Jumlah / Total
1.617.090
1.540.690
3.157.780
104,96
Sumber/Source : BPS Kabupaten Tangerang



5.      Kondisi Demografi
Indeks kesehatan pada tahun 2003 di Kabupaten Tangerang mencapai 65,3 yang ditunjukan dengan angka harapan hidup sebesar 64,2 tahun.
 Pada tahun 2006, indeks tersebut meningkat menjadi 66 yang ditunjukan dengan angka harapan hidup sebesar 65,1 tahun. Sementara itu indeks pendidikan pada tahun 2003 mencapai 81,6 yang terdiri dari angka melek huruf 93,7% dan rata-rata lama sekolah mencapai 7,45 tahun. Indeks ini pun pada tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi 82,9 yang terdiri dari angka melek huruf 94,7% dan rata-rata lama sekolah mencapai 8,9 tahun.
Angka ini hampir mencapai target pemerintah yang dicanangkan dalam program wajib belajar 9 tahun.

Indeks pendapatan yang menunjukkan kemampuan daya beli secara perlahan mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni pada tahun 2003 baru sebesar Rp 617.200,00 (indeks sebesar 58,2) menjadi Rp 621.200,00 (indeks sebesar 60,40 pada tahun 2006. Maka secara keseluruhan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dihasilkan dari gabungan ketiga indeks tersebut menghasilkan nilai IPM sebesar 70,0 Pada tahun 2006 yang berarti menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu: 68,8 pada tahun 2003; 69,1 pada tahun 2004; dan 69,8 pada tahun 2005.

Meningkatnya indikator-indikator IPM ini secara umum karena adanya program-program pembangunan yang telah dijalankan oleh Pemerintah Daerah dan mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian, dilihat dari kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan program yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut.

v  Pendidikan
Kualitas sumber daya manusia sangatlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan. Indikator atau ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan disuatu daerah antara lain adalah dengan melihat prosentase melek huruf, rata-rata lama sekolah clan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Pembangunan pendidikan, terutama upaya untuk meningkatkan angka partisipasi dan kelulusan pendidikan di Kabupaten Tangerang sempat diramalkan akan mengalami hambatan yang cukup berarti. Hal ini mengingat terjadinya penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM dan kenaikan inflasi, baik secara nasional maupun regional, serta meningkatnya angka pengangguran akibat tutup atau tidak berproduksinya beberapa pabrik industri -- yang hingga awal Agustus 2007 mencapai 74 pabrik.
Namun ternyata, kecemasan itu tidak terjadi. Bila komposisi penduduk menurut pendidikan yang tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2003 tamatan SD sebesar 27,81% dan disusul tamat SLTP sebesar 17,8% dan SLTA sebesar 16,29%, maka meskipun tidak terlalu signifikan, pada tahun 2006 , komposisi ini berubah secara positif, yakni tamatan SD menjadi 26,35%; tamatan SLTP menjadi 19,929%; dan SLTA sebesar 17,42%.
v   Kesehatan
Dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menetapkan bidang kesehatan sebagai salah satu dari sembilan program prioritas pembangunan. Berbagai upaya terobosan telah dilakukan agar upaya pembangunan kesehatan lebih berdaya guna dan berhasil guna, antara lain dengan melaksanakan seluruh program kesehatan secara intensif, berkesinambungan dan terpadu baik lintas program maupun lintas sektoral serta berpihak kepada masyarakat. Dari segi anggaran, bidang kesehatan memperoleh porsi cukup besar. Jumlah anggaran bidang kesehatan tahun 2009 sekitar 11 persen dari jumlah APBD Kabupaten Tangerang Rp. 1,6 triliun lebih.
Anggaran tersebut diperuntukkan bagi peningkatan tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dalam upaya mendukung secara langsung keberhasilan pembangunan kesehatan. Fasilitas kesehatan selain dibutuhkan dalam jumlah yang memadai juga harus representatif dan menjangkau seluruh daerah/kecamatan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai kemampuan secara ekonomi.
Tingkat kesehatan yang baik tidak hanya ditentukan oleh fasilitas dan tenaga kesehatan saja tetapi juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat untuk hidup sehat seperti konsumsi air bersih serta fasilitas MCK yang memadai dan juga tingkat kebersihan rumah dan lingkungan. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.
         Jumlah Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Tangerang
Tahun 2003-2007
No.
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Rumah Sakit (RS)
9
9
11
12
13
2.
Tempat Tidur di RS
1.055
1.055
1.098
1.178
1.278
3.
Puskesmas
40
40
40
40
40
4.
Pustu
35
35
36
36
36
5.
Balai Pengobatan
315
397
527
572
616
6.
Rumah Bersalin
54
56
66
68
71
7.
Dokter Umum
315
486
675
812
964
8.
Dokter Spesialis
137
173
187
196
234
9.
Bidan
299
335
649
711
79

Upaya pembangunan dibidang kesehatan tersebut, telah berhasill meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2006 angka kematian bayi dapat diturunkan menjadi 43 per 1000 KH dari 63.85 per 1000 KH pada tahun 2003, sedangkan usia harapan hidup meningkat menjadi 64,90 tahun dari 64,20 tahun pada tahun 2003.


Untuk mendukung upaya tersebut, dirumuskan visi pembangunan Kesehatan Kabupaten Tangerang, yang tidak lepas dari visi pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu: "Terwujudnya pembangunan berwawasan kesehatan menuju kabupaten tangerang sehat 2010".
Potensi sumber daya kesehatan di Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di seluruh kecamatan demikian pula upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM). Sedangkan untuk peningkatan sarana pelayanan kesehatan telah dilaksanakan pembangunan sebagai berikut:
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tanqerang
Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Di Kabupaten Tangerang
Tahun 2003 - 2007
No.
Jenis Pembangunan
Satuan
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Pembangunan Puskesmas
Unit
1
0
0
0
6
2.
Rehabilitasi Puskesmas
Unit
2
3
0
3
1
3.
Perluasan Puskesmas
Unit
12
1
0
3
4
4.
Peningkatan Puskesmas DTP
Unit
0
0
1
0
2
5.
Pembangunan Pustu
Unit
0
1
0
0
2
6.
Rehabilitasi Pustu
Unit
0
4
0
3
1
7.
Pembangunan Polindes
Unit
0
0
0
2
2
8.
Rehabilitasi Rmh.Dinas
Unit
1
0
0
2
2
Tenaga Medis/Paramedis
9.
Pembangunan RSUD baru
Unit
0
0
1
0
0
10.
Relokasi Puskesmas
Unit
0
0
0
1
1
Untuk terlaksananya pembangunan kesehatan tidak lepas dari ketersediaan anggaran, meskipun jumlahnya belum dapat memenuhi 15% namun dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten Tangerang terus meningkatkan anggaran kesehatan. Sebagai gambaran perkembangan selama tahun 2003-2007 anggaran kesehatan sebagai berikut:
Persentase rumah tangga yang menggunakan sarana air bersih di Kabupaten Tangerang tahun 2007 sekitar 371.680 rumah tangga atau sekitar 11% jika dibandingkan jumlah rumah tangga yang ada. Namun angka ini meningkat jika dibandingakan dengan tahun sebelumnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tangerang dalam melayani kebutuhan air bersih ini, adalah bekerjasama dengan swasta melalui MoU KPS Air bersih yang dilaksanakan di 5 (lima) kecamatan; Sepatan, Jayanti, Balaraja, Cikupa dan Pasar Kemis.
Rencananya penyediaan air minum melalui program kerjasama ini akan menghasilkan kapasitas 900 liter per detik dengan jumlah sambungan sebanyak 65.570 unit. Adapun sumber baku dari sungai Cisadane dan air curah yang dibeli dari Mitra Swasta Kabupaten Serang. Sementara nilai investasi dalam pengembangan proyek ini sekitar Rp. 313.824 miliar.
Keuntungan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, setelah selesai masa kontrak Kerjasama, seluruh aset yang ada menjadi milik pemerintah daerah.
v  Ketenagakerjaan
Sektor ketenagakerjaan merupakan satu faktor penting bagi pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran sehingga berdampak memperkecil tingkat kemiskinan pada masyarakat. Indikator ketenagakerjaan yang dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah persentase penduduk (15 tahun keatas) yang tergolong angkatan kerja.

TPAK Kabupaten Tangerang tahun 2003 sebesar 61,11% yang berarti sekitar 61,11% penduduk usia 15 tahun keatas melakukan aktifitas bekerja dan mencari pekerjaan atau terdapat 38,89% dari jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang bukan tergolong dalam Bukan Angkatan Kerja, seperti bersekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Sedangkan pada tahun 2006, TPAK Kabupaten Tangerang telah mencapai angka sebesar 62,61%.

Prosentase angkatan kerja pada tahun 2003 masih didominasi kalangan laki-laki yaitu sebesar 68,57% sedangkan perempuan hanya 31,43%. Dari angkatan kerja tersebut laki-laki yang bekerja mencapai 82,98% dan perempuan hanya 27,63%. Namun untuk persentase yang menganggur atau mencari pekerjaan dari kalangan laki-laki juga lebih besar dibanding perempuan, yaitu 58,08% dibanding 41,92%. Sebaliknya persentase bukan angkatan kerja didominasi perempuan, dimana mayoritas sebagai pengurus rumah tangga yaitu sebesar 48,75% dibanding 0,85% namun yang bersekolah sedikit lebih besar laki-laki yaitu 23,9% dan perempuan sebesar 21,53%.

Pada tahun 2006, Persentase angkatan kerja juga masih didominasi kalangan laki-laki sebesar 66,4% sedangkan perempuan hanya 33,6%. Dari angka ini laki-laki yang bekerja mencapai 80,1% dan perempuan hanya 23,9%. Namun untuk persentase yang menganggur atau mencari pekerjaan dari kalangan laki-laki juga lebih besar dibanding perempuan, yaitu 51% berbanding 49%. Sebaliknya persentase bukan angkatan kerja didominasi perempuan, dimana mayoritas sebagai pengurus rumah tangga yaitu sebesar 47,6% dibanding 0,6% namun yang sekolah sedikit lebih besar laki-laki yaitu 23,6% dan perempuan sebesar 19,6%.

Sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya.

Sektor industri sebagai sektor yang paling dominan, dalam lapangan pekerjaan di Kabupaten Tangerang menyerap rata-rata sebesar 32% pada tahun 2003-2006 dari seluruh penduduk yang berusia 10 tahun keatas, disusul sektor perdagangan sebesar rata-rata 23% dan sektor jasa sebesar rata-rata 21% sedangkan sektor pertanian hanya menyerap sebesar rata-rata 9%. Seperti telah dikemukakan, Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai sentra industri. Karena banyaknya ditemukan pabrik-pabrik industri, terutama pada jenis industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Pendapatan dari industri tersebut mencapai 2,6 trilyun rupiah. Besarnya pendapatan ini mencerminkan besarnya potensi yang dimiliki oleh jenis industri tersebut. Potensi ini ditunjang oleh lokasi Kabupaten Tangerang yang sangat dekat dengan Ibukota dan transportasi yang mudah serta memadai. Hal ini memperlancar ekspor barang hasil produksi.
v  Kehidupan Sosial Masyarakat
Sampai dengan tahun 2002, dari 651.254 KK yang ada di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan sebagai penduduk pra sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I sebanyak 156.953 KK, sejahtera II sebanyak 206.040 KK, sejahtera III sebanyak 130.356 KK dan sejahtera III Plus sebanyak 52.600 KK.

v  Kultur Budaya
Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan industri KabupatenTangerang.
v  Kesenian Daerah
Masyarakat Kabupaten Tangerang termasuk masyarakat yang dinamis dan gemar akan kesenian. Karakter kesenian yang ada di Kabupaten Tangerang adalah perpaduan antara seni budaya Betawi dan Priangan. Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah Seni Musik Gambang Keromong dan Tari Krecek yang merupakan tarian pergaulan yang banyak berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi. Kemudian Tari Cukin.
v  Potensi Industri
JENIS INDUSTRI
JUMLAH
USAHA
TENAGA
KERJA
PENDAPATAN
(JUTA RUPIAH)
Tekstil, pakaian jadi, & kulit.
140
113.441
2.600.861
Barang dari logam, mesin,
dan perlengkapannya.
161
28.827
1.399.524
Kimia, barang dari kimia, minyak,
batubara, & barang dari plastic.
115
17.168
1.120.448
Makanan; minuman, dan
tembakau.
61
7.401
1.076.654


Apabila dilihat pergolongan Industri perusahaan yang ada di Kabupaten Tangerang pada tahun 2004 masih didominasi oleh industri karet barang dari karet dan barang dari plastik sebanyak 91 perusahaan (12,20%) disusul industri barang dari logam kecuali mesin dan peralatan sebanyak 72 perusahaan (9,65%) serta industri pengolahan lainnya sebanyak 71 perusahaan (9,52%).

Sedangkan pertumbuhan industri IUIK dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja dari tahun 2004-2008 adalah: tahun 2004 sebanyak 130 perusahaan, tenaga kerja 1.332 orang dengan nilai investasi Rp. 18.024.472.000,-. Tahun 2005 sebanyak 97 perusahaan, tenaga kerja 10.688 orang, dengan investasi Rp. 445.576.440.000,- Tahun 2006 sebanyak 210 perusahaan, tenaga kerja 8.288 orang, dengan investasi Rp. 258.100.431.400,- Tahun 2007 sebanyak 347 perusahaan, tenaga kerja 12.570 orang, dengan investasi Rp. 952.793.446.400,- Pada tahun 2008 sebanyak 284 perusahaan, tenaga kerja 10.130 orang, dengan investasi Rp. 1.414.888.175.600,-.

v  Perdagangan
Kegairahan dunia usaha sektor perdagangan tahun 2004 di Kabupaten Tangerang dapat dilihat dari jumlah Tanda Daftar perusahaan (TDP) yang diterbitkan. Tercatat jumlah TDP yang diterbitkan tahun 2005 sebanyak 1.941 buah atau mengalami peningkatan sebesar 10,72 % dibanding tahun 2004 (1.753 buah).

Jumlah TDP yang diterbitkan usaha bentuk Perseroan Terbatas (PT), mengalami peningkatan 132 perusahaan dibanding tahun sebelumnya dan penurunan terbesar terjadi pada usaha berbentuk CV, yaitu dari 649 buah tahun 2004 menjadi 690 tahun 2005 atau mengalami peningkatan sebesar 6,32 %.
Sementara itu Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) juga sedikit mengalami peningkatan dibanding tahun 2004 yaitu dari 1.146 buah di tahun 2004 menjadi 1.342 buah tahun 2005. Dilihat menurut kualifikasi usaha peningkatan cukup besar pada penerbitan SIUP pada usaha menengah yaitu mencapai 64 SIUP (108,2%).
Namun sebaliknya terjadi penurunan pada skala usaha kecil sebesar 134 SIUP(16,3%). Secara khusus perkembangan SIUP sektor jasa memperlihatkan lonjakan cukup besar selama periode 2003 - 2005 yaitu sebanyak 603 SIUP tahun 2003 naik menjadi 750 SIUP dan kembali naik menjadi 790 SIUP tahun 2005.

v  Perikanan
Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan umum (rawa, situ, ex galian pasir, sungai), tambak, kolam dan mina padi. Pada tahun 2005 produksi perikanan laut mencapai 16.532,71 ton, produksi perikanan perairan umum mencapai 157,54 ton, produksi budi daya air payau mencapai 7.309,5 ton, produksi budi daya ikan mencapai 2.096,4 ton.
Perkembangan Produksi Penangkapan Ikan
Tahun 2002-2005 (Ton)
No.
Uraian
2002
2003
2004
2005
1.
Penangkapan Ikan Laut
16.849,30
16.895,00
17.726,20
16.532,71
2.
Penangkapan Ikan Perairan Umum
122,60
130,00
123,00
157,54
3.
Budidaya Air Payau
7.486,20
7.486,90
6.401,30
7.309,5
4.
Budidaya Ikan
1.951,00
2.055,03
2.192,90
2.096,
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Tangerang

v  Pertanian
Di sektor pertanian, Kabupaten Tangerang pada era sebelum tahun 70-an dikenal sebagai lumbung padi. Namun setelah lahan-lahan persawahan terkonversi menjadi lahan industri dan pemukiman, luas lahan dan hasil produksi padi terus menurun. Namun demikian, hasil produksi ini bisa kembali dikembangkan dengan penerapan teknologi budidaya dan industri pengolahan hasil panen yang kian tepat dan berhasil guna.

Sub sektor tanaman bahan makanan mencakup komoditi; padi, palawija (jagung dan kacang tanah) dan sayuran (terung, kacang panjang dan mentimun). Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang tahun 2005 jenis komoditi yang dihasilkan Kabupaten Tangerang dengan produktivitas tinggi adalah sayuran (komoditi mentimun, terung dan kacang panjang).

Komoditi mentimun tingkat produktivitasnya mencapai 180,66 kwintal/ha dengan luas tanam 628 ha dan jumlah produksi yang dihasilkan mencapai 11.345 ton, komoditi terung tingkat produktivitasnya mencapai 175,35 kwintal/ha dengan luas tanam 202 ha dan jumlah produksi yang dihasilkan 3.542 ton, sedangkan komoditi kacang panjang produktifitasnya sebesar 161,31 kwintal/ ha dengan luas tanam 623 ha dan jumlah produksi yang dihasilkan mencapai 10.050 ton.

v  Objek Wisata dan tempat bersejarah di Kabupaten Tangerang
1.      Pantai Tanjung Pasir
Terletak di wilayah Kecamatan Teluknaga, 50 Km dari Tigaraksa. Selain pantainya cukup landai dengan ombak yang tenang, juga memiliki panorama alam yang indah. Pasir pantai yang putih dan bersih dan tidak berlumpur terhampar. Melalui pantai ini pengunjung dapat menikmati pemandangan gugusan Pulau Seribu di laut lepas. Pengembangan kawasan pantai seluas 75 ha yang dipadukan dengan pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Kapuk Naga.
Kondisi jalan menuju ke pantai cukup bagus, dilengkapi dengan jaringan telekomunikasi dengan layanan interlokal, jaringan listrik dan prasarana air bersih. Berjarak 23,5 Km dari Kota Tangerang diikuti dengan bentangan aliran sungai irigasi mulai dari Pintu Air Tangerang di jalan Daan Mogot dari Grogol, Jakarta Barat yang membelah Kota Tangerang hingga Balaraja. Dari arah Jakarta dapat ditempuh melalui jalan tembus dari Kapuk atau lewat pasar Cengkareng, dengan kondisi jalan mulus.

2.      Pulau Cangkir
Terletak di Kecamatan Kronjo, sekitar 35 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Memiliki nuansa pedesaan yang masih asri. Kawasan pantai yang akan dikembangkan seluas 10 ha.Kondisi jalan menuju lokasi beraspal, terbentang menyusuri sungai sepanjang 4 Km. Dilengkapi dengan jaringan layanan telekomunikasi interlokal dan internasional (SLI), jaringan listrik dan sarana air bersih.

3.      Pantai Dadap
Terletak di Kecamatan Kosambi, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pariwisata seperti rumah makan seafood. Kawasan pantai yang akan dikembangkan seluas 135 ha.

4.      Pantai Tanjung Kait
Terletak di Kecamatan Mauk, akan dikembangkan sebagai pusat pengembangan wisata bahari, kegiatan nelayan dan kegiatan kelautan lainnya. Letak pantai cukup strategis dengan panorama alam yang indah, jaraknya hanya 30 Km dari Tigaraksa. Pantai ini merupakan bagian dari kawasan pertumbuhan wilayah timur dengan luas pantai 150 ha. Kondisi jalan menuju pantai cukup baik, dilengkapi dengan jaringan fasilitas layanan telekomunikasi interlokal dan internasional, jaringan listrik serta sarana air bersih.
5.      Situ kelapa dua di Kecamatan Curug
6.      Situ rawa pondoh di Kecamatan Pasa Kemis
7.      Vihara Tjoe Soe Kong di Kecamatan Mauk
8.      Telaga gading serpong di Kecamatan Legok
9.      Penziarahan Solear di kecamatan Solear
10.  Pulau Cangkir di Kecamatan Kronjo
11.  Bumi perkemahan kitri bakti di Kecamatan Curug
12.  Lapangan Udara Budiarto ( sekolah tinggi penerbangan ) di Kecamatan Curug
13.  Kerajinan bambu Ciakar hasil anyaman bambu seperti topi, kipas, hiasan, souvenir, dll. Terletak di Kecamatan Curug dan Cikupa.

v  Wisata Belanja Dan Rekreasi
Perubahan cara pandang dan cara hidup masyarakat Tangerang belakangan ini membuat sebuah kawasan wisata terpadu berupa arena belanja dan rekreasi menjadi sebuah kebutuhan wisata yang mutlak. Beberapa diantara Super Mall Karawaci, juga terdapat pusat belanja, rekreasi, hotel, area pemukiman, lapangan golf bertaraf internasional. Kawasan serupa juga tumbuh subur dibagian lain kabupaten Tangerang, seperti Citra Raya.

v  Makanan Khas Kabupaten Tangerang
Beberapa makanan khas Tangerang diantaranya adalah laksa Tangerang, kue cucur, kue cincin, kue doko, ketimus, tape uli, sangkulon, dodol Tangerang, gipang, rengginang, kue satu, leupeut, dodol cina atau dodol keranjang, gengsot, gatet dan tuak.

C.    Nama-nama Bupati Pemerintah Kabupaten Tangerang
1.      Ati Soeradi ( 27 Desember 1943-1944 )
2.      H. Agus Padmanegara ( 1944-1945 )
3.      R. Achjad Penna ( 1945 )
4.      K.H. Abdul Hadi ( Juli 1946 )
5.      R. Djajarukmantara ( 1947 )
6.      R. Achjad Penna (1948 – 1949 )
7.      R. Achjad Penna ( 1950 – 1952 )
8.      R. Apadi Wiradiputra ( 1952 – 1955 )
9.      H. Somawinata ( 1955 – 1956 )
10.  R. Achmad Soeradi Kusumah ( 1956 )
11.  R. Kurdi Bratadilaga ( 1956 – 1959 )
12.  Tb. Amin Abdulah ( 1959 – 1966 )
13.  R. Moh. Nur Atmadibrata ( 1966 )
14.  H.E. Muchdi ( 1966 – 1978 )
15.  H.E. Mohamad Syukur ( 1978 – 1983 )
16.  H. Tadjus Sobirin ( 1983 – 1991 )
17.  H. Syaefullah Abdulrahman ( 1991 – 1996 )
18.  H. Agus Junara ( 1996 – 2001 )
19.  H. Ismet Iskandar ( 2003 – 20013 )
20.  Ahmed Zaki Iskandar ( 2013-2018 )







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
1.      Kabupaten Tangerang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Banten. Ibukotanya adalah Tigaraksa. Hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943. Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106°20'-106°43' Bujur Timur dan 6°00'-6°20' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 1.110,38 km2 atau 12,62% dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan Batas wilayah:
Dari sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak.
Secara Topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah Bagian Tengah ke arah Selatan.
Secara administratif, Kabupaten Tangerang 2013 terdiri dari 29 Kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa.
2.      Pendidikan di kabupaten Tangerang meningkat dengan baik dari tingkat SD,SMP, dan SLTA.
3.      Tingkat Kesehatan di kabupaten Tangerang menurut data BPS sudah memenuhi kriteria. Baik dari segi fasilitas, tenaga pekerja di bidang kesehatannya dan  juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat untuk hidup sehat seperti konsumsi air bersih serta fasilitas MCK yang memadai dan juga tingkat kebersihan rumah dan lingkungan.
4.      Ketenagakerjaan di kabupaten Tangerang sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding sektor-sektor lainnya.
5.      Kehidupan sosial masyarakat yang ada di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan sebagai penduduk pra sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I sebanyak 156.953 KK, sejahtera II sebanyak 206.040 KK, sejahtera III sebanyak 130.356 KK dan sejahtera III Plus sebanyak 52.600 KK.
6.      Kultur budaya Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan industri KabupatenTangerang.
7.      Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah Seni Musik Gambang Keromong dan Tari Krecek yang merupakan tarian pergaulan yang banyak berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi. Kemudian Tari Cukin.
8.      Dari segi kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan umum (rawa, situ, ex galian pasir, sungai), tambak, kolam dan mina padi.
9.      Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang jenis komoditi yang dihasilkan Kabupaten Tangerang dengan produktivitas tinggi adalah sayuran (komoditi mentimun, terung dan kacang panjang).

B.     Saran
Semoga tata ruang dan sistem sosial yang ada di wilayah kabupaten Tangerang kedepannya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Dan mampu menjadi kabupaten yang sejahtera. Dan menjadi kabupaten terbaik di provinsi Banten. Dan diharapkan masyarakat pun turut serta dalam pembangunan kabupaten Tangerang tersebut.



Daftar Pustaka
www.tangerangkab.go.id diakses pada tanggal 18 April 2015 pukul 13:00 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tangerang diakses pada tanggal 18 April pukul 13:20wib


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP Kelas V - Tema 1 Sub.Tema 1 Pemb.1

                               RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 REVISI 2018    TEMA 1 ....