BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kabupaten
merupakan pembagian wilayah administratif Indonesia setelah provinsi, yang di
pimpin oleh seorang Bupati. Kabupaten merupakan daerah otonom yang diberi
wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerntahannya sendiri.
Dalam
pembahasan kali ini, penulis akan memaparkan salah satu kabupaten di Provinsi
Banten. Yakni kabupaten Tangerang. Kabupaten Tangerang merupakan sebuah
kabupaten yang beribukota di Tigaraksa. Memiliki sistem tata ruang dan
sosialnya yang berbeda dengan kabupaten lainnya. Oleh karena itu dalam makalah ini
penulis akan lebih memaparkan secara rinci mengenai kabupaten Tangerang.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana peta kabupaten Tangerang?
2. Apa saja data monografi kabupaten Tangerang? Dari segi
geografis dan demografisnya.
3. Bagaimana sejarah dan siapa saja para pemimpin
pemerintahan kabupaten Tangerang?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui peta kabupaten Tangerang.
2. Untuk mengetahui data monografi kabupaten Tangerang, baik
dari segi geografis dan demografisnya.
3. Untuk mengetahui sejarah dan para pemimpin pemerintahan kabupaten
Tangerang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peta Kabupaten Tangerang
B.
Data Monografi Kabupaten Tangerang
·
Arti Warna dan lambang daerah:
a. Warna merah mempunyai arti semangat
dan keberanian,
b. Warna hijau mempunyai arti
kemakmuran dan kesuburan,
c. Warna kuning emas mempunyai arti
keadilan, wibawa dan keagungan,
d. Warna putih mempunyai arti kesucian
dan kebersihan,
e. Warna biru mempunyai arti kesetiaan
dan kebijaksanaan,
f. Warna coklat mempunyai arti
kedewasaan,
g. Warna hitam mempunyai arti keteguhan
dan ketabahan.
·
Arti gambar dan lambang daerah:
a. Bagian atas:
Puncak perisai lima buah berlambang
Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia. Susunan bata merupakan
lambang benteng pertahanan yang mengingatkan kita kepada kepahlawanan rakyat
Kabupaten Tangerang, Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan dan tahun
proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia yaitu tanggal tujuh belas,
bulan delapan, tahun empat puluh lima.
b. Bagian tengah:
Jumlah
butir padi, bunga kapas dan ruas bambu melambangkan tanggal, bulan dan tahun
jadi Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu:
o Dua puluh tujuh butir padi
melambangkan tanggal dua puluh tujuh,
o Dua belas bunga kapas melambangkan
bulan dua belas,
o Empat puluh tiga ruas bambu melambangkan
tahun empat puluh tiga.
Hari
jadi Kabupaten Tangerang adalah tanggal dua puluh tujuh Bulan Desember tahun
seribu sembilan ratus empat puluh tiga atau 27-12-1943.
o Topi bambu melambangkan hasil
kerajinan dan industri Kabupaten Tangerang.
c. Bagian bawah:
o Garis putih berombak melambangkan
bahwa Kabupaten Tangerang dilintasi oleh sungai-sungai besar,
o Garis biru berombak melambangkan
laut di mana Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai.
·
Slogan:
“Satya Karya Kerta Raharja”
Dengan dasar kesetiaan kepada
Pancasila dan ketaatan kepada pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia
disertiai doa dan kerja keras, kita wujudkan masyarakat adil makmur fisik
material mental spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Visi dan Misi
v Visi
Berdasarkan pertimbangan kondisi obyektif seluruh sumber
daya dan komitmen untuk meraih masa depan yang lebih baik maka ditetapkan visi
sebagai berikut :
“Menuju
Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri
dan Berwawasan Lingkungan”
Yang dimaksud dengan :
1. Masyarakat kabupaten Tangerang; adalah kelompok orang dengan
segala aspek kehidupannya, yang meliputi sikap perilaku dan pola pikir dalam
sosial budaya, agama, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan teknologi yang
memanfaatkan sumbar daya alam dan sumber daya buatan yang ada di Kabupaten
Tangerang;
2. Beriman; adalah percaya, yakin dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya serta hidup rukun antar umat manusia.Terpenuhinya kebutuhan
manusia dari segi meteri memerlukan penyeimbang dari sisi rohani, sehingga
terjamin keseimbangan mental dan spiritual;
3. Maju; berarti cerdas, sehat dan dinamis
menuju taraf hidup yang lebih baik, proaktif, kreatif, dan disiplin sesuai
dengan fungsi, peran dan kedudukan masing-masing anggota masyarakat;
4. Mandiri; berarti mampu mengatasi
permasalahan dan hidup bertanggung jawab dengan tidak ada ketergantungan pada
pihak lain atau dikendalikan oleh pihak lain. Visi kemandirian adalah tetap
berada koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945;
5. Berorientasi Industri; berarti perilaku yang mengarah
pada pertimbangan ekonomis dengan memperhitungkan tenaga, waktu, biaya, dan
sumber daya teknologi yang terus berkembang dan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri tapi beriorentasi pasar;
6. Berwawasan Lingkungan; berarti orientasi pembangunan
mempertimbang-kan kondisi lingkungan yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku
pembangunan karena pembangunan berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi
kelangsungan hidup dan pembangunan.
v Misi
Untuk
mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi Pemerintah Kabupaten
Tangerang sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas kehidupan
beragama dan pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Membangun sumberdaya manusia melalui
peningkatan mutu pendidikan diseluruh jenjang secara bertahap serta peningkatan
derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta peningkatan
kesejehteraan sosial.
3. Meningkatkan pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan usaha di bidang industri,
agribisnis, agro industri, dan jasa, serta memberikan akses lebih besar
pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah, dan sektor informal.
4. Mewujudkan keserasian dan
keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan
dan pengendalian tata ruang yang terstruktur.
5. Menciptakan tata kepemerintahan yang
bersih, transparan, dan bertanggung jawab (good
governance).
6. Meningkatkan pembangunan infra
struktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan.
7. Memenuhi hak-hak politik dan sosial
warga untuk melakukan partisipasi kritis dalam proses pembangunan.
8. Memberdayakan perempuan dan
kesetaraan gender dalam pembangunan.
Nilai-nilai yang tekandung dalam visi
misi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Ketakwaan;
Masyarakat kabupaten Tangerang yang bertakwa merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan suatu perubahan yang hakiki dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan;
Masyarakat kabupaten Tangerang yang bertakwa merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan suatu perubahan yang hakiki dalam mencapai visi misi yang telah ditetapkan;
2. Partisipatif;
Rasa tanggungjawab dari semua komponen pemerintahan yang terdiri eksekutif, legislatif dan masyarakat serta swasta berperan serta mengambil bagian mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka mempercepat tajuan dan sasaran pembangunan yang efisien dan efektif;
Rasa tanggungjawab dari semua komponen pemerintahan yang terdiri eksekutif, legislatif dan masyarakat serta swasta berperan serta mengambil bagian mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka mempercepat tajuan dan sasaran pembangunan yang efisien dan efektif;
3. Transparansi;
Merupakan salah satu unsur dari good government yang harus ditingkatkan agar dapat mendorong partisipasi masyarakat dan swasta untuk mencapai suatu kemajuan seperti yang tercantum dalam sasaran dan tujuan pembangunan.
Merupakan salah satu unsur dari good government yang harus ditingkatkan agar dapat mendorong partisipasi masyarakat dan swasta untuk mencapai suatu kemajuan seperti yang tercantum dalam sasaran dan tujuan pembangunan.
4. Berkelanjutan;
Prinsip berkelanjutan dalam aspek lingkungan mengandung makna bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga pembangunan yang akan dipacu tidak hanya untuk kepentingan sesaat.
Prinsip berkelanjutan dalam aspek lingkungan mengandung makna bahwa pemanfaatan sumber daya alam harus memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga pembangunan yang akan dipacu tidak hanya untuk kepentingan sesaat.
3. Sejarah
Kabupaten Tangerang
Dalam riwayat diceritakan, bahwa
saat Kesultanan Banten terdesak oleh Agresi Militer
Belanda
pada pertengahan abad ke-16, diutuslah tiga maulana yang berpangkat Tumenggung
untuk membuat perkampungan pertahanan di wilayah yang berbatasan dengan
Batavia. Ketiga Tumenggung itu adalah, Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria
Wangsakara, dan Aria Jaya Santika. Mereka segera membangun basis pertahanan
dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai kawasan Tigaraksa. Jika merunut kepada legenda rakyat
dapat disimpulkan bahwa cikal-bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa.
Nama Tigaraksa itu sendiri berarti
Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah pemberian nama sebagai wujud penghormatan
kepada tiga Tumenggung yang menjadi tiga pimpinan ketika itu. Seorang putra
Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian
Barat Sungai Cisadane, saat ini diyakini berada di Kampung
Gerendeng.
Waktu itu, tugu yang dibangun Pangeran Soegri dinamakan sebagai Tangerang, yang dalam bahasa Sunda berarti
tanda. Prasasti yang tertera di tugu tersebut ditulis dalam huruf Arab ”gundul”
berbahasa Jawa kuno yang berbunyi ”Bismillah pget Ingkang Gusti/Diningsun juput
parenah kala Sabtu/Ping Gangsal Sapar Tahun Wau/Rengsena perang netek
Nangaran/Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian/Sakabeh Angraksa Sitingsun
Parahyang”. Yang berarti ”Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa/Dari Kami mengambil
kesempatan pada hari Sabtu/Tanggal 5 Sapar Tahun Wau/Sesudah
perang kita memancangkan tugu/untuk mempertahankan batas Timur Cipamungas (Cisadane) dan Barat Cidurian/Semua menjaga
tanah kaum Parahyang. Sebutan ”Tangeran” yang berarti ”tanda” itu lama-kelamaan
berubah sebutan menjadi Tangerang sebagaimana yang dikenal sekarang ini.
Dikisahkan, bahwa kemudian pemerintahan ”Tiga Maulana”, ”Tiga Pimpinan” atau
”Tilu Tanglu” tersebut tumbang pada tahun 1684, seiring dengan dibuatnya
perjanjian antara Pasukan Belanda dengan Kesultanan Banten pada 17 April 1684.
Perjanjian tersebut memaksa seluruh
wilayah Tangerang masuk ke kekuasaan Penjajah Belanda. Kemudian, Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati. Para bupati yang pernah memimpin
Kabupaten Tangerang di era pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII.
Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tidak mampu lagi memerintah
Kabupaten Tangerang, Belanda menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia.
Kemudian Belanda membuat kebijakan,
sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di
Batavia, yang merekrut pemuda-pemuda Indonesia untuk membantu usaha
pertahanannya, terutama sejak kekalahan armadanya di dekat Kepulauan Midway dan Kepulauan Solomon. Kemudian pada tanggal 29 April 1943 dibentuklah beberapa organisasi
militer, diantaranya yang terpenting ialah Keibodan (barisan bantu polisi) dan Seinendan (barisan pemuda). Disusul
pemindahan kedudukan Pemerintahan Jakarta ke Tangerang dipimpin oleh Kentyo
M. Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosieken atas perintah Gubernur
Djawa Madoera. Seiring dengan status daerah Tangerang ditingkatkan menjadi
Daerah Kabupaten, maka daerah Kabupaten Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibu Kota. Di
wilayah Pulau Jawa pengelolaan pemerintahan didasarkan
pada Undang-undang nomor 1 tahun 1942 yang dikeluarkan setelah Jepang
berkuasa.
Undang-undang ini menjadi landasan pelaksanaan tata Negara yang azas
pemerintahannya militer. Panglima Tentara Jepang, Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, diserahi tugas untuk membentuk
pemerintahan militer di Jawa, yang kemudian diangkat sebagai
gunseibu. Seiring dengan hal itu, pada bulan Agustus
1942
dikeluarkan Undang-undang nomor 27 dan 28 yang mengakhiri keberadaan gunseibu.
Berdasarkan Undang-undang nomor 27, struktur pemerintahan militer di Jawa dan Madura terdiri atas Gunsyreikan
(pemerintahan pusat) yang membawahi Syucokan (residen) dan dua Kotico (kepala
daerah istimewa). Syucokan membawahi Syico (walikota) dan Kenco (bupati). Secara hirarkis, pejabat di bawah
Kenco adalah Gunco (wedana), Sonco (camat) dan Kuco (kepala desa). Pada tanggal 8 Desember 1942 bertepatan dengan peringatan Hari
Pembangunan Asia Raya, pemerintah
Jepang
mengganti nama Batavia menjadi Jakarta. Pada akhir 1943, jumlah kabupaten di Jawa Barat mengalami perubahan,
dari 18 menjadi 19 kabupaten. Hal ini disebabkan, pemerintah Jepang telah
mengubah status Tangerang dari kewedanaan menjadi kabupaten.
Perubahan status ini didasarkan pada
dua hal; pertama, kota Jakarta ditetapkan sebagai Tokubetsusi (kotapraja), dan kedua, pemerintah Kabupaten
Jakarta dinilai tidak efektif membawahi Tangerang yang wilayahnya luas. Atas
dasar hal tersebut, Gunseikanbu mengeluarkan keputusan tanggal 9 November 1943 yang isinya: "Menoeroet
kepoetoesan Gunseikan tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi
1834 tentang pemindahan Djakarta Ken Yakusyo ke Tangerang, maka dipermakloemkan seperti di
bawah ini: Pasal 1: Tangerang Ken Yakusyo bertempat di Kota Tangerang, Tangerang Son, Tangerang Gun, Tangerang Ken.
Pasal 2: Nama Djakarta Ken diganti menjadi Tangerang Ken.
Atoeran tambahan Oendang-Oendang ini dimulai diberlakukan tanggal 27 boelan 12
tahoen Syouwa 18 (2603). Djakarta, tanggal 27 boelan 12 tahoen Syouwa 18
(2603). Djakarta Syuutyookan." Sejalan dengan keluarnya surat keputusan
tersebut, Atik Soeardi yang menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu
Jawa Barat, Raden Pandu Suradiningrat, diangkat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944). Semasa Bupati Kabupaten Tangerang
dijabat, H. Tadjus Sobirin (1983-1988 dan 1988-1993) bersama DPRD Kabupaten Tangerang
pada masa itu, menetapkan hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal 27 Desember 1943 (Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun
1984 tanggal 25 Oktober 1984). Seiring dengan pemekaran wilayah
dengan terbentuknya pemerintah Kota Tangerang tanggal 28 Februari 1993 berdasarkan Undang-undang Nomor 2
Tahun 1993, maka pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pindah ke Tigaraksa. Pemindahan ibu kota ke Tigaraksa dinilai strategis,
karena menggugah kembali cita-cita dan semangat para pendiri untuk mewujudkan
sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang bebas dari belenggu penjajahan
(kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan) menuju masyarakat yang mandiri, maju
dan sejahtera.
4. Kondisi
Geografis
Kabupaten Tangerang terletak di
bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106°20'-106°43' Bujur Timur dan
6°00'-6°20' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 1.110,38 km2
atau 12,62% dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan Batas wilayah:
Dari sebelah Utara wilayah ini
berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi DKI
Jakarta dan Kota Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor
dan Kota Depok, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan
Lebak.
Secara Topografi, Kabupaten
Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah
dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu
Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan
Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah Bagian Tengah ke arah
Selatan.
Secara administratif, Kabupaten
Tangerang 2013
terdiri dari 29 Kecamatan,
28 kelurahan,
dan 246 desa.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan 2013
Kecamatan
|
Luas Wilayah
|
Persentase
|
|
District
|
Region Area
|
Percentage
|
|
1.
|
Cisoka
|
26.98
|
2.81
|
2.
|
Solear
|
29.01
|
3.02
|
3.
|
Tigaraksa
|
48.74
|
5.08
|
4.
|
J a m b e
|
26.02
|
2.71
|
5.
|
Cikupa
|
42.68
|
4.45
|
6.
|
Panongan
|
34.93
|
3.64
|
7.
|
C u r u g
|
27.41
|
2.86
|
8.
|
Kelapa Dua
|
24.38
|
2.54
|
9.
|
L e g o k
|
35.13
|
3.66
|
10.
|
Pagedangan
|
45.69
|
4.76
|
11.
|
Cisauk
|
27.77
|
2.89
|
12.
|
Pasar
Kemis
|
25.92
|
2.70
|
13.
|
Sindang
Jaya
|
37.15
|
3.87
|
14.
|
Balaraja
|
33.56
|
3.50
|
15.
|
Jayanti
|
23.89
|
2.49
|
16.
|
Sukamulya
|
26.94
|
2.81
|
17.
|
K r e s e
k
|
25.97
|
2.71
|
18.
|
Gunung
Kaler
|
29.63
|
3.09
|
19.
|
K r o n j
o
|
44.23
|
4.61
|
20.
|
Mekar Baru
|
23.82
|
2.48
|
21.
|
M a u k
|
51.42
|
5.36
|
22.
|
K e m i r
i
|
32.70
|
3.41
|
23.
|
Sukadiri
|
24.14
|
2.52
|
24.
|
R a j e g
|
53.70
|
5.60
|
25.
|
Sepatan
|
17.32
|
1.81
|
26.
|
Sepatan
Timur
|
18.27
|
1.90
|
27.
|
Pakuhaji
|
51.87
|
5.41
|
28.
|
Teluknaga
|
40.58
|
4.23
|
29.
|
Kosambi
|
29.76
|
3.10
|
Jumlah / Total
|
959.61
|
100.00
|
Kecamatan
|
Kelurahan
|
Desa
|
||||
District
|
Special Village
|
Village
|
||||
1.
|
Cisoka
|
0
|
10
|
|||
2.
|
Solear
|
0
|
7
|
|||
3.
|
Tigaraksa
|
2
|
12
|
|||
4.
|
J a m b e
|
0
|
10
|
|||
5.
|
Cikupa
|
2
|
12
|
|||
6.
|
Panongan
|
1
|
7
|
|||
7.
|
C u r u g
|
3
|
4
|
|||
8.
|
Kelapa Dua
|
5
|
1
|
|||
9.
|
L e g o k
|
1
|
10
|
|||
10.
|
Pagedangan
|
1
|
10
|
|||
11.
|
Cisauk
|
1
|
5
|
|||
12.
|
Pasar
Kemis
|
4
|
5
|
|||
13.
|
Sindang
Jaya
|
0
|
7
|
|||
14.
|
Balaraja
|
1
|
8
|
|||
15.
|
Jayanti
|
0
|
8
|
|||
16.
|
Sukamulya
|
0
|
8
|
|||
17.
|
K r e s e
k
|
0
|
9
|
|||
18.
|
Gunung
Kaler
|
0
|
9
|
|||
19.
|
K r o n j
o
|
0
|
10
|
|||
20.
|
Mekar Baru
|
0
|
8
|
|||
21.
|
M a u k
|
1
|
11
|
|||
22.
|
K e m i r
i
|
0
|
7
|
|||
23.
|
Sukadiri
|
0
|
8
|
|||
24.
|
R a j e g
|
1
|
12
|
|||
25.
|
Sepatan
|
1
|
7
|
|||
26.
|
Sepatan
Timur
|
0
|
8
|
|||
27.
|
Pakuhaji
|
1
|
13
|
|||
28.
|
Teluknaga
|
0
|
13
|
|||
29.
|
Kosambi
|
3
|
7
|
|||
Jumlah / Total
|
28
|
246
|
||||
Sumber/Source
: BPS Kabupaten Tangerang
|
||||||
Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin, 2013
Kecamatan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Rasio Jenis Kelamin
|
|||
District
|
Male
|
Female
|
Total
|
Sex Ratio
|
|||
1.
|
Cisoka
|
44.919
|
41.835
|
86.754
|
107,37
|
||
2.
|
Solear
|
42.150
|
40.416
|
82.566
|
104,29
|
||
3.
|
Tigaraksa
|
70.203
|
67.056
|
137.259
|
104,69
|
||
4.
|
Jambe
|
22.018
|
20.850
|
42.868
|
105,60
|
||
5.
|
Cikupa
|
130.400
|
121.918
|
252.318
|
106,96
|
||
6.
|
Panongan
|
59.129
|
56.955
|
116.084
|
103,82
|
||
7.
|
Curug
|
96.440
|
90.449
|
186.889
|
106,62
|
||
8.
|
Kelapa Dua
|
101.202
|
102.417
|
203.619
|
98,81
|
||
9.
|
Legok
|
57.060
|
52.945
|
110.005
|
107,77
|
||
10.
|
Pagedangan
|
54.473
|
51.938
|
106.411
|
104,88
|
||
11.
|
Cisauk
|
37.463
|
35.995
|
73.458
|
104,08
|
||
12.
|
Pasar
Kemis
|
143.837
|
138.754
|
282.591
|
103,66
|
||
13.
|
Sindang
Jaya
|
43.743
|
41.943
|
85.686
|
104,29
|
||
14.
|
Balaraja
|
62.898
|
59.002
|
121.900
|
106,60
|
||
15.
|
Jayanti
|
34.816
|
33.631
|
68.447
|
103,52
|
||
16.
|
Sukamulya
|
31.915
|
30.728
|
62.643
|
103,86
|
||
17.
|
Kresek
|
32.209
|
31.206
|
63.415
|
103,21
|
||
18.
|
Gunung
Kaler
|
25.314
|
24.941
|
50.255
|
101,50
|
||
19.
|
Kronjo
|
29.120
|
27.793
|
56.913
|
104,77
|
||
20.
|
Mekar Baru
|
18.775
|
17.754
|
36.529
|
105,75
|
||
21.
|
Mauk
|
41.104
|
39.575
|
80.679
|
103,86
|
||
22.
|
Kemiri
|
21.860
|
20.104
|
41.964
|
108,73
|
||
23.
|
Sukadiri
|
28.520
|
26.519
|
55.039
|
107,55
|
||
24.
|
Rajeg
|
77.811
|
74.451
|
152.262
|
104,51
|
||
25.
|
Sepatan
|
54.535
|
50.838
|
105.373
|
107,27
|
||
26.
|
Sepatan
Timur
|
45.537
|
43.118
|
88.655
|
105,61
|
||
27.
|
Pakuhaji
|
56.069
|
53.167
|
109.236
|
105,46
|
||
28.
|
Teluknaga
|
77.491
|
73.708
|
151.199
|
105,13
|
||
29.
|
Kosambi
|
76.079
|
70.684
|
146.763
|
107,63
|
||
Jumlah / Total
|
1.617.090
|
1.540.690
|
3.157.780
|
104,96
|
|||
Sumber/Source
: BPS Kabupaten Tangerang
|
|||||||
5. Kondisi
Demografi
Indeks kesehatan pada tahun 2003 di Kabupaten Tangerang
mencapai 65,3 yang ditunjukan dengan angka harapan hidup sebesar 64,2 tahun.
Pada tahun 2006,
indeks tersebut meningkat menjadi 66 yang ditunjukan dengan angka harapan hidup
sebesar 65,1 tahun. Sementara itu indeks pendidikan pada tahun 2003 mencapai
81,6 yang terdiri dari angka melek huruf 93,7% dan rata-rata lama sekolah
mencapai 7,45 tahun. Indeks ini pun pada tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi
82,9 yang terdiri dari angka melek huruf 94,7% dan rata-rata lama sekolah
mencapai 8,9 tahun.
Angka ini hampir mencapai target pemerintah yang dicanangkan
dalam program wajib belajar 9 tahun.
Indeks pendapatan yang menunjukkan kemampuan daya beli
secara perlahan mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni pada tahun 2003
baru sebesar Rp 617.200,00 (indeks sebesar 58,2) menjadi Rp 621.200,00 (indeks
sebesar 60,40 pada tahun 2006. Maka secara keseluruhan, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang dihasilkan dari gabungan ketiga indeks tersebut
menghasilkan nilai IPM sebesar 70,0 Pada tahun 2006 yang berarti menunjukkan
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu: 68,8 pada tahun 2003; 69,1 pada
tahun 2004; dan 69,8 pada tahun 2005.
Meningkatnya indikator-indikator IPM ini secara umum karena
adanya program-program pembangunan yang telah dijalankan oleh Pemerintah Daerah
dan mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian, dilihat
dari kenaikannya masih cukup rendah sehingga masih diperlukan kebijakan dan
program yang dapat segera meningkatkan indeks IPM tersebut.
v Pendidikan
Kualitas sumber daya manusia
sangatlah bergantung dari pembangunan di bidang pendidikan. Indikator atau
ukuran yang bisa digunakan untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan disuatu
daerah antara lain adalah dengan melihat prosentase melek huruf, rata-rata lama
sekolah clan pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Pembangunan pendidikan, terutama
upaya untuk meningkatkan angka partisipasi dan kelulusan pendidikan di
Kabupaten Tangerang sempat diramalkan akan mengalami hambatan yang cukup
berarti. Hal ini mengingat terjadinya penurunan daya beli masyarakat akibat
kenaikan harga BBM dan kenaikan inflasi, baik secara nasional maupun regional,
serta meningkatnya angka pengangguran akibat tutup atau tidak berproduksinya
beberapa pabrik industri -- yang hingga awal Agustus 2007 mencapai 74 pabrik.
Namun ternyata, kecemasan itu tidak
terjadi. Bila komposisi penduduk menurut pendidikan yang tertinggi yang
ditamatkan pada tahun 2003 tamatan SD sebesar 27,81% dan disusul tamat SLTP
sebesar 17,8% dan SLTA sebesar 16,29%, maka meskipun tidak terlalu signifikan,
pada tahun 2006 , komposisi ini berubah secara positif, yakni tamatan SD
menjadi 26,35%; tamatan SLTP menjadi 19,929%; dan SLTA sebesar 17,42%.
v Kesehatan
Dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat, Pemerintah
Kabupaten Tangerang telah menetapkan bidang kesehatan sebagai salah satu dari
sembilan program prioritas pembangunan. Berbagai upaya terobosan telah
dilakukan agar upaya pembangunan kesehatan lebih berdaya guna dan berhasil
guna, antara lain dengan melaksanakan seluruh program kesehatan secara
intensif, berkesinambungan dan terpadu baik lintas program maupun lintas
sektoral serta berpihak kepada masyarakat. Dari segi anggaran, bidang kesehatan
memperoleh porsi cukup besar. Jumlah anggaran bidang kesehatan tahun 2009 sekitar
11 persen dari jumlah APBD Kabupaten Tangerang Rp. 1,6 triliun lebih.
Anggaran tersebut diperuntukkan bagi peningkatan tersedianya
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dalam upaya mendukung secara langsung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Fasilitas kesehatan selain dibutuhkan dalam
jumlah yang memadai juga harus representatif dan menjangkau seluruh
daerah/kecamatan secara merata, sehingga dapat diakses dan dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat hingga ke daerah pedesaan yang umumnya kurang mempunyai
kemampuan secara ekonomi.
Tingkat kesehatan yang baik tidak hanya ditentukan oleh
fasilitas dan tenaga kesehatan saja tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat untuk hidup sehat seperti konsumsi air bersih serta
fasilitas MCK yang memadai dan juga tingkat kebersihan rumah dan lingkungan.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama ini merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir
semua aspek kehidupan manusia.
Jumlah
Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Tangerang
Tahun 2003-2007
Tahun 2003-2007
No.
|
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
1.
|
Rumah Sakit (RS)
|
9
|
9
|
11
|
12
|
13
|
2.
|
Tempat Tidur di RS
|
1.055
|
1.055
|
1.098
|
1.178
|
1.278
|
3.
|
Puskesmas
|
40
|
40
|
40
|
40
|
40
|
4.
|
Pustu
|
35
|
35
|
36
|
36
|
36
|
5.
|
Balai Pengobatan
|
315
|
397
|
527
|
572
|
616
|
6.
|
Rumah Bersalin
|
54
|
56
|
66
|
68
|
71
|
7.
|
Dokter Umum
|
315
|
486
|
675
|
812
|
964
|
8.
|
Dokter Spesialis
|
137
|
173
|
187
|
196
|
234
|
9.
|
Bidan
|
299
|
335
|
649
|
711
|
79
|
Upaya
pembangunan dibidang kesehatan tersebut, telah berhasill meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2006 angka kematian
bayi dapat diturunkan menjadi 43 per 1000 KH dari 63.85 per 1000 KH pada tahun
2003, sedangkan usia harapan hidup meningkat menjadi 64,90 tahun dari 64,20
tahun pada tahun 2003.
Untuk
mendukung upaya tersebut, dirumuskan visi pembangunan Kesehatan Kabupaten
Tangerang, yang tidak lepas dari visi pembangunan Kesehatan Nasional, yaitu: "Terwujudnya
pembangunan berwawasan kesehatan menuju kabupaten tangerang sehat 2010".
Potensi
sumber daya kesehatan di Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun terus
meningkat. Fasilitas dan tenaga kesehatan telah tersebar di seluruh kecamatan
demikian pula upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM). Sedangkan
untuk peningkatan sarana pelayanan kesehatan telah dilaksanakan pembangunan
sebagai berikut:
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanqerang
Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Di Kabupaten Tangerang
Tahun 2003 - 2007
Di Kabupaten Tangerang
Tahun 2003 - 2007
No.
|
Jenis Pembangunan
|
Satuan
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
1.
|
Pembangunan Puskesmas
|
Unit
|
1
|
0
|
0
|
0
|
6
|
2.
|
Rehabilitasi Puskesmas
|
Unit
|
2
|
3
|
0
|
3
|
1
|
3.
|
Perluasan Puskesmas
|
Unit
|
12
|
1
|
0
|
3
|
4
|
4.
|
Peningkatan Puskesmas DTP
|
Unit
|
0
|
0
|
1
|
0
|
2
|
5.
|
Pembangunan Pustu
|
Unit
|
0
|
1
|
0
|
0
|
2
|
6.
|
Rehabilitasi Pustu
|
Unit
|
0
|
4
|
0
|
3
|
1
|
7.
|
Pembangunan Polindes
|
Unit
|
0
|
0
|
0
|
2
|
2
|
8.
|
Rehabilitasi Rmh.Dinas
|
Unit
|
1
|
0
|
0
|
2
|
2
|
Tenaga Medis/Paramedis
|
|||||||
9.
|
Pembangunan RSUD baru
|
Unit
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
10.
|
Relokasi Puskesmas
|
Unit
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
Untuk terlaksananya pembangunan
kesehatan tidak lepas dari ketersediaan anggaran, meskipun jumlahnya belum
dapat memenuhi 15% namun dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten Tangerang
terus meningkatkan anggaran kesehatan. Sebagai gambaran perkembangan selama
tahun 2003-2007 anggaran kesehatan sebagai berikut:
Persentase rumah tangga yang
menggunakan sarana air bersih di Kabupaten Tangerang tahun 2007 sekitar 371.680
rumah tangga atau sekitar 11% jika dibandingkan jumlah rumah tangga yang ada.
Namun angka ini meningkat jika dibandingakan dengan tahun sebelumnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah
Kabupaten Tangerang dalam melayani kebutuhan air bersih ini, adalah bekerjasama
dengan swasta melalui MoU KPS Air bersih yang dilaksanakan di 5 (lima)
kecamatan; Sepatan, Jayanti, Balaraja, Cikupa dan Pasar Kemis.
Rencananya penyediaan air minum
melalui program kerjasama ini akan menghasilkan kapasitas 900 liter per detik
dengan jumlah sambungan sebanyak 65.570 unit. Adapun sumber baku dari sungai
Cisadane dan air curah yang dibeli dari Mitra Swasta Kabupaten Serang. Sementara
nilai investasi dalam pengembangan proyek ini sekitar Rp. 313.824 miliar.
Keuntungan
yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, setelah selesai masa kontrak
Kerjasama, seluruh aset yang ada menjadi milik pemerintah daerah.
v Ketenagakerjaan
Sektor ketenagakerjaan merupakan satu faktor penting bagi
pembangunan ekonomi daerah yang pada akhirnya dapat mengurangi angka
pengangguran sehingga berdampak memperkecil tingkat kemiskinan pada masyarakat.
Indikator ketenagakerjaan yang dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar
keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif adalah Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah persentase penduduk (15 tahun
keatas) yang tergolong angkatan kerja.
TPAK
Kabupaten Tangerang tahun 2003 sebesar 61,11% yang berarti sekitar 61,11%
penduduk usia 15 tahun keatas melakukan aktifitas bekerja dan mencari pekerjaan
atau terdapat 38,89% dari jumlah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang
bukan tergolong dalam Bukan Angkatan Kerja, seperti bersekolah, mengurus rumah
tangga dan lainnya. Sedangkan pada tahun 2006, TPAK Kabupaten Tangerang telah
mencapai angka sebesar 62,61%.
Prosentase
angkatan kerja pada tahun 2003 masih didominasi kalangan laki-laki yaitu
sebesar 68,57% sedangkan perempuan hanya 31,43%. Dari angkatan kerja tersebut
laki-laki yang bekerja mencapai 82,98% dan perempuan hanya 27,63%. Namun untuk
persentase yang menganggur atau mencari pekerjaan dari kalangan laki-laki juga
lebih besar dibanding perempuan, yaitu 58,08% dibanding 41,92%. Sebaliknya
persentase bukan angkatan kerja didominasi perempuan, dimana mayoritas sebagai
pengurus rumah tangga yaitu sebesar 48,75% dibanding 0,85% namun yang
bersekolah sedikit lebih besar laki-laki yaitu 23,9% dan perempuan sebesar
21,53%.
Pada tahun
2006, Persentase angkatan kerja juga masih didominasi kalangan laki-laki
sebesar 66,4% sedangkan perempuan hanya 33,6%. Dari angka ini laki-laki yang
bekerja mencapai 80,1% dan perempuan hanya 23,9%. Namun untuk persentase yang
menganggur atau mencari pekerjaan dari kalangan laki-laki juga lebih besar
dibanding perempuan, yaitu 51% berbanding 49%. Sebaliknya persentase bukan
angkatan kerja didominasi perempuan, dimana mayoritas sebagai pengurus rumah
tangga yaitu sebesar 47,6% dibanding 0,6% namun yang sekolah sedikit lebih
besar laki-laki yaitu 23,6% dan perempuan sebesar 19,6%.
Sebagai
daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor ekonomi di Kabupaten
Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri. Dalam kenyataannya
sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan dibanding
sektor-sektor lainnya.
Sektor
industri sebagai sektor yang paling dominan, dalam lapangan pekerjaan di
Kabupaten Tangerang menyerap rata-rata sebesar 32% pada tahun 2003-2006 dari
seluruh penduduk yang berusia 10 tahun keatas, disusul sektor perdagangan
sebesar rata-rata 23% dan sektor jasa sebesar rata-rata 21% sedangkan sektor
pertanian hanya menyerap sebesar rata-rata 9%. Seperti telah dikemukakan,
Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai sentra industri.
Karena banyaknya ditemukan pabrik-pabrik industri, terutama pada jenis industri
tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Pendapatan dari industri tersebut mencapai
2,6 trilyun rupiah. Besarnya pendapatan ini mencerminkan besarnya potensi yang
dimiliki oleh jenis industri tersebut. Potensi ini ditunjang oleh lokasi
Kabupaten Tangerang yang sangat dekat dengan Ibukota dan transportasi yang
mudah serta memadai. Hal ini memperlancar ekspor barang hasil produksi.
v Kehidupan
Sosial Masyarakat
Sampai dengan tahun 2002, dari
651.254 KK yang ada di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan sebagai
penduduk pra sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I sebanyak 156.953 KK,
sejahtera II sebanyak 206.040 KK, sejahtera III sebanyak 130.356 KK dan sejahtera
III Plus sebanyak 52.600 KK.
v Kultur
Budaya
Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya
campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang berbahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah. Ada
juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang dari luar Kabupaten Tangerang
yang umumnya para pekerja di kawasan industri KabupatenTangerang.
v Kesenian
Daerah
Masyarakat Kabupaten Tangerang
termasuk masyarakat yang dinamis dan gemar akan kesenian. Karakter kesenian
yang ada di Kabupaten Tangerang adalah perpaduan antara seni budaya Betawi dan
Priangan. Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah Seni Musik
Gambang Keromong dan Tari Krecek yang merupakan tarian pergaulan yang banyak
berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi. Kemudian Tari Cukin.
v Potensi
Industri
JENIS
INDUSTRI
|
JUMLAH
USAHA |
TENAGA
KERJA |
PENDAPATAN
(JUTA RUPIAH) |
Tekstil,
pakaian jadi, & kulit.
|
140
|
113.441
|
2.600.861
|
Barang
dari logam, mesin,
dan
perlengkapannya.
|
161
|
28.827
|
1.399.524
|
Kimia,
barang dari kimia, minyak,
batubara, & barang dari plastic. |
115
|
17.168
|
1.120.448
|
Makanan;
minuman, dan
tembakau.
|
61
|
7.401
|
1.076.654
|
Apabila
dilihat pergolongan Industri perusahaan yang ada di Kabupaten Tangerang pada
tahun 2004 masih didominasi oleh industri karet barang dari karet dan barang
dari plastik sebanyak 91 perusahaan (12,20%) disusul industri barang dari logam
kecuali mesin dan peralatan sebanyak 72 perusahaan (9,65%) serta industri
pengolahan lainnya sebanyak 71 perusahaan (9,52%).
Sedangkan
pertumbuhan industri IUIK dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja dari
tahun 2004-2008 adalah: tahun 2004 sebanyak 130 perusahaan, tenaga kerja 1.332
orang dengan nilai investasi Rp. 18.024.472.000,-. Tahun 2005 sebanyak 97
perusahaan, tenaga kerja 10.688 orang, dengan investasi Rp. 445.576.440.000,-
Tahun 2006 sebanyak 210 perusahaan, tenaga kerja 8.288 orang, dengan investasi
Rp. 258.100.431.400,- Tahun 2007 sebanyak 347 perusahaan, tenaga kerja 12.570
orang, dengan investasi Rp. 952.793.446.400,- Pada tahun 2008 sebanyak 284
perusahaan, tenaga kerja 10.130 orang, dengan investasi Rp.
1.414.888.175.600,-.
v Perdagangan
Kegairahan
dunia usaha sektor perdagangan tahun 2004 di Kabupaten Tangerang dapat dilihat
dari jumlah Tanda Daftar perusahaan (TDP) yang diterbitkan. Tercatat jumlah TDP
yang diterbitkan tahun 2005 sebanyak 1.941 buah atau mengalami peningkatan
sebesar 10,72 % dibanding tahun 2004 (1.753 buah).
Jumlah TDP
yang diterbitkan usaha bentuk Perseroan Terbatas (PT), mengalami peningkatan
132 perusahaan dibanding tahun sebelumnya dan penurunan terbesar terjadi pada
usaha berbentuk CV, yaitu dari 649 buah tahun 2004 menjadi 690 tahun 2005 atau
mengalami peningkatan sebesar 6,32 %.
Sementara
itu Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) juga sedikit mengalami peningkatan
dibanding tahun 2004 yaitu dari 1.146 buah di tahun 2004 menjadi 1.342 buah
tahun 2005. Dilihat menurut kualifikasi usaha peningkatan cukup besar pada
penerbitan SIUP pada usaha menengah yaitu mencapai 64 SIUP (108,2%).
Namun
sebaliknya terjadi penurunan pada skala usaha kecil sebesar 134 SIUP(16,3%).
Secara khusus perkembangan SIUP sektor jasa memperlihatkan lonjakan cukup besar
selama periode 2003 - 2005 yaitu sebanyak 603 SIUP tahun 2003 naik menjadi 750
SIUP dan kembali naik menjadi 790 SIUP tahun 2005.
v Perikanan
Kegiatan
sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut,
perikanan perairan umum (rawa, situ, ex galian pasir, sungai), tambak, kolam
dan mina padi. Pada tahun 2005 produksi perikanan laut mencapai 16.532,71 ton,
produksi perikanan perairan umum mencapai 157,54 ton, produksi budi daya air
payau mencapai 7.309,5 ton, produksi budi daya ikan mencapai 2.096,4 ton.
Perkembangan Produksi Penangkapan Ikan
Tahun 2002-2005 (Ton)
Tahun 2002-2005 (Ton)
No.
|
Uraian
|
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
1.
|
Penangkapan
Ikan Laut
|
16.849,30
|
16.895,00
|
17.726,20
|
16.532,71
|
2.
|
Penangkapan
Ikan Perairan Umum
|
122,60
|
130,00
|
123,00
|
157,54
|
3.
|
Budidaya
Air Payau
|
7.486,20
|
7.486,90
|
6.401,30
|
7.309,5
|
4.
|
Budidaya
Ikan
|
1.951,00
|
2.055,03
|
2.192,90
|
2.096,
|
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Tangerang
v Pertanian
Di sektor pertanian, Kabupaten
Tangerang pada era sebelum tahun 70-an dikenal sebagai lumbung padi. Namun
setelah lahan-lahan persawahan terkonversi menjadi lahan industri dan pemukiman,
luas lahan dan hasil produksi padi terus menurun. Namun demikian, hasil
produksi ini bisa kembali dikembangkan dengan penerapan teknologi budidaya dan
industri pengolahan hasil panen yang kian tepat dan berhasil guna.
Sub sektor tanaman bahan makanan
mencakup komoditi; padi, palawija (jagung dan kacang tanah) dan sayuran
(terung, kacang panjang dan mentimun). Menurut data dari Dinas Pertanian
Kabupaten Tangerang tahun 2005 jenis komoditi yang dihasilkan Kabupaten
Tangerang dengan produktivitas tinggi adalah sayuran (komoditi mentimun, terung
dan kacang panjang).
Komoditi mentimun tingkat
produktivitasnya mencapai 180,66 kwintal/ha dengan luas tanam 628 ha dan jumlah
produksi yang dihasilkan mencapai 11.345 ton, komoditi terung tingkat produktivitasnya
mencapai 175,35 kwintal/ha dengan luas tanam 202 ha dan jumlah produksi yang
dihasilkan 3.542 ton, sedangkan komoditi kacang panjang produktifitasnya
sebesar 161,31 kwintal/ ha dengan luas tanam 623 ha dan jumlah produksi yang dihasilkan
mencapai 10.050 ton.
v Objek Wisata dan tempat bersejarah di Kabupaten Tangerang
1. Pantai
Tanjung Pasir
Terletak di wilayah Kecamatan Teluknaga, 50 Km dari
Tigaraksa. Selain pantainya cukup landai dengan ombak yang tenang, juga
memiliki panorama alam yang indah. Pasir pantai yang putih dan bersih dan tidak
berlumpur terhampar. Melalui pantai ini pengunjung dapat menikmati pemandangan
gugusan Pulau Seribu di laut lepas. Pengembangan kawasan pantai seluas 75 ha
yang dipadukan dengan pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Kapuk Naga.
Kondisi jalan menuju ke pantai cukup bagus, dilengkapi
dengan jaringan telekomunikasi dengan layanan interlokal, jaringan listrik dan
prasarana air bersih. Berjarak 23,5 Km dari Kota Tangerang diikuti dengan
bentangan aliran sungai irigasi mulai dari Pintu Air Tangerang di jalan Daan
Mogot dari Grogol, Jakarta Barat yang membelah Kota Tangerang hingga Balaraja.
Dari arah Jakarta dapat ditempuh melalui jalan tembus dari Kapuk atau lewat
pasar Cengkareng, dengan kondisi jalan mulus.
2. Pulau
Cangkir
Terletak di Kecamatan Kronjo,
sekitar 35 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Memiliki nuansa
pedesaan yang masih asri. Kawasan pantai yang akan dikembangkan seluas 10
ha.Kondisi jalan menuju lokasi beraspal, terbentang menyusuri sungai sepanjang
4 Km. Dilengkapi dengan jaringan layanan telekomunikasi interlokal dan
internasional (SLI), jaringan listrik dan sarana air bersih.
3. Pantai
Dadap
Terletak di Kecamatan Kosambi, dapat
dicapai dengan menggunakan kendaraan umum. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas
pariwisata seperti rumah makan seafood. Kawasan pantai yang akan dikembangkan
seluas 135 ha.
4. Pantai
Tanjung Kait
Terletak di Kecamatan Mauk, akan
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wisata bahari, kegiatan nelayan dan
kegiatan kelautan lainnya. Letak pantai cukup strategis dengan panorama alam
yang indah, jaraknya hanya 30 Km dari Tigaraksa. Pantai ini merupakan bagian
dari kawasan pertumbuhan wilayah timur dengan luas pantai 150 ha. Kondisi jalan
menuju pantai cukup baik, dilengkapi dengan jaringan fasilitas layanan
telekomunikasi interlokal dan internasional, jaringan listrik serta sarana air
bersih.
5. Situ
kelapa dua di Kecamatan Curug
6. Situ
rawa pondoh di Kecamatan Pasa Kemis
7. Vihara
Tjoe Soe Kong di Kecamatan Mauk
8. Telaga
gading serpong di Kecamatan Legok
9. Penziarahan
Solear di kecamatan Solear
10. Pulau
Cangkir di Kecamatan Kronjo
11. Bumi
perkemahan kitri bakti di Kecamatan Curug
12. Lapangan
Udara Budiarto ( sekolah tinggi penerbangan ) di Kecamatan Curug
13. Kerajinan
bambu Ciakar hasil anyaman bambu seperti topi, kipas, hiasan, souvenir, dll.
Terletak di Kecamatan Curug dan Cikupa.
v Wisata
Belanja Dan Rekreasi
Perubahan cara pandang dan cara hidup masyarakat Tangerang belakangan ini membuat sebuah kawasan wisata terpadu berupa arena belanja dan rekreasi menjadi sebuah kebutuhan wisata yang mutlak. Beberapa diantara Super Mall Karawaci, juga terdapat pusat belanja, rekreasi, hotel, area pemukiman, lapangan golf bertaraf internasional. Kawasan serupa juga tumbuh subur dibagian lain kabupaten Tangerang, seperti Citra Raya.
Perubahan cara pandang dan cara hidup masyarakat Tangerang belakangan ini membuat sebuah kawasan wisata terpadu berupa arena belanja dan rekreasi menjadi sebuah kebutuhan wisata yang mutlak. Beberapa diantara Super Mall Karawaci, juga terdapat pusat belanja, rekreasi, hotel, area pemukiman, lapangan golf bertaraf internasional. Kawasan serupa juga tumbuh subur dibagian lain kabupaten Tangerang, seperti Citra Raya.
v Makanan
Khas Kabupaten Tangerang
Beberapa makanan
khas Tangerang diantaranya adalah laksa Tangerang, kue cucur, kue cincin, kue
doko, ketimus, tape uli, sangkulon, dodol Tangerang, gipang, rengginang, kue
satu, leupeut, dodol cina atau dodol keranjang, gengsot, gatet dan tuak.
C.
Nama-nama Bupati Pemerintah Kabupaten Tangerang
1.
Ati Soeradi ( 27
Desember 1943-1944 )
2.
H. Agus Padmanegara (
1944-1945 )
3.
R. Achjad Penna ( 1945
)
4.
K.H. Abdul Hadi ( Juli
1946 )
5.
R. Djajarukmantara (
1947 )
6.
R. Achjad Penna (1948 –
1949 )
7.
R. Achjad Penna ( 1950
– 1952 )
8.
R. Apadi Wiradiputra (
1952 – 1955 )
9.
H. Somawinata ( 1955 –
1956 )
10. R.
Achmad Soeradi Kusumah ( 1956 )
11. R.
Kurdi Bratadilaga ( 1956 – 1959 )
12. Tb.
Amin Abdulah ( 1959 – 1966 )
13. R.
Moh. Nur Atmadibrata ( 1966 )
14. H.E.
Muchdi ( 1966 – 1978 )
15. H.E.
Mohamad Syukur ( 1978 – 1983 )
16. H.
Tadjus Sobirin ( 1983 – 1991 )
17. H.
Syaefullah Abdulrahman ( 1991 – 1996 )
18. H.
Agus Junara ( 1996 – 2001 )
19. H.
Ismet Iskandar ( 2003
– 20013 )
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Kabupaten Tangerang
merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Banten. Ibukotanya adalah Tigaraksa. Hari jadi Kabupaten Tangerang tanggal
27 Desember 1943. Kabupaten Tangerang terletak di
bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106°20'-106°43' Bujur Timur dan
6°00'-6°20' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 1.110,38 km2
atau 12,62% dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan Batas wilayah:
Dari sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok, sedangkan
sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak.
Secara Topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah
dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran
rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk,
Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran
tinggi berada di wilayah Bagian Tengah ke arah Selatan.
Secara administratif, Kabupaten Tangerang 2013 terdiri dari 29 Kecamatan, 28 kelurahan,
dan 246 desa.
2.
Pendidikan di
kabupaten Tangerang meningkat dengan baik dari tingkat SD,SMP, dan SLTA.
3. Tingkat Kesehatan di kabupaten Tangerang
menurut data BPS sudah memenuhi kriteria. Baik dari segi fasilitas, tenaga
pekerja di bidang kesehatannya dan juga sangat
dipengaruhi oleh perilaku masyarakat untuk hidup sehat seperti konsumsi air
bersih serta fasilitas MCK yang memadai dan juga tingkat kebersihan rumah dan
lingkungan.
4. Ketenagakerjaan di kabupaten
Tangerang sebagai daerah sentra industri, keterlibatan penduduk dalam sektor
ekonomi di Kabupaten Tangerang sebagian besar bekerja pada sektor industri.
Dalam kenyataannya sektor industri lebih banyak menyerap lapangan pekerjaan
dibanding sektor-sektor lainnya.
5. Kehidupan sosial masyarakat yang ada
di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan sebagai penduduk pra
sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I sebanyak 156.953 KK, sejahtera II
sebanyak 206.040 KK, sejahtera III sebanyak 130.356 KK dan sejahtera III Plus
sebanyak 52.600 KK.
6. Kultur budaya Masyarakat Kabupaten
Tangerang memiliki kultur budaya campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat
Kabupaten Tangerang berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
Sunda sebagai bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa
pendatang dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan
industri KabupatenTangerang.
7. Beberapa kesenian yang berkembang
sampai saat ini adalah Seni Musik Gambang Keromong dan Tari Krecek yang
merupakan tarian pergaulan yang banyak berkembang di kawasan Teluknaga dan
Kosambi. Kemudian Tari Cukin.
8. Dari segi kegiatan sektor perikanan
di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan
umum (rawa, situ, ex galian pasir, sungai), tambak, kolam dan mina padi.
9.
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang jenis
komoditi yang dihasilkan Kabupaten Tangerang dengan produktivitas tinggi adalah
sayuran (komoditi mentimun, terung dan kacang panjang).
B.
Saran
Semoga tata ruang
dan sistem sosial yang ada di wilayah kabupaten Tangerang kedepannya bisa lebih
baik lagi dari sebelumnya. Dan mampu menjadi kabupaten yang sejahtera. Dan
menjadi kabupaten terbaik di provinsi Banten. Dan diharapkan masyarakat pun
turut serta dalam pembangunan kabupaten Tangerang tersebut.
Daftar Pustaka
http://www.humasprotokol.bantenprov.go.id/read/page-detail/profil-kabupaten-tan/12/profilkabupaten-tangerang.html diakses pada tanggal 18 April 2015 pukul 13:15 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tangerang diakses
pada tanggal 18 April pukul 13:20wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar